Ngelmu.co – Kita tak tahu mana yang lebih baik dalam pandangan Allah, kondisi damai tanpa gejolak, atau konflik berkepanjangan yang berujung perang.
Sebab Allah berfirman: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS. Al Baqarah: 216).
Kita tak tahu mana yang lebih baik dalam pandangan Allah, kondisi di negara konflik seperti Palestina, Suriah, dan Yaman yang setiap hari ada darah tertumpah di sana, atau kondisi di negara-negara tanpa peperangan, seperti Turki, Maroko, Malaysia, Indonesia, bahkan Eropa.
Boleh jadi di Palestina ada berkah dan pertolongan Allah yang nyata kepada kaum muslimin. Di Suriah ada ribuan orang yang mati syahid, sehingga langsung masuk surga tanpa hisab. Di Yaman ada kesengsaraan yang membuat orang makin bertaqwa kepada Allah ‘ajja wa jalla.
“… dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa,” (QS. Al-Baqarah: 177).
Boleh jadi di negara-negara tanpa perang ada kebencian dan penistaan terhadap syariat Allah. Ada kematian yang konyol dan sia-sia (su’ul khotimah) karena mati maksiat. Ada kesenangan dan kenyamanan yang membuat pelakunya istidraj.
Kita tak tahu apa rahasia Allah di balik perang dan bencana yang silih berganti ada di muka bumi. Padahal Allah yang Maha Kuasa mampu menghentikannya.
Kita tak tahu apa rahasia Allah di balik kehidupan sebuah masyarakat yang makmur nan mewah, penuh dengan kesenangan dan kenyamanan di dalamnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Keadilan dan Cinta Kasih Islam
Anjing yang Membunuh Penghina Rasulullah SAW
Wanita yang Kematiannya Disambut Para Malaikat
[/su_box]
Boleh jadi yang satu berujung pada kenikmatan surga tanpa henti dan yang satu lagi berujung pada azab neraka tanpa putus.
Hidup hanya singgah di dunia untuk abadi di akhirat. Kesakitan sebentar di dunia tak apalah asalkan nikmat selamanya di surga kelak.
Karena itu, janganlah memandang kasihan dan merendahkan martabat saudara-saudara kita di Palestina, Suriah atau Yaman yang sedang mengalami musibah. Sebab boleh jadi masa depan mereka di akhirat lebih baik daripada kita.
Sedang kita di negeri aman mungkin sedang terlena dengan kenyamanan, sampai lupa hak kita sedang dijajah, dan Tuhan dinistakan.
Mereka hidup untuk mulia atau mati syahid. Sedang kita hidup hina terjajah dan takut mati karena diperbudak nafsu.
Akhirnya …
Yang terjadi, terjadilah. Tugas kita hanya menjalankan aturan Allah. Setelah itu terserah takdir Allah. Karena kita tak tahu mana yang lebih baik, kondisi damai yang penuh kepalsuan atau kondisi konflik yang membangkitkan iman dan kejujuran.
Fa idza azamta fa tawakkal ‘alallah.
Ditulis Oleh: Satria Hadi Lubis