Ngelmu.co – Terkait rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur, warganet menanggapinya dengan beragam cara. Salah satunya, dengan mengangkat kembali komentar Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (BTP) alias Ahok, yang pernah menolak rencana tersebut, saat ia masih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, mendampingi Joko Widodo, tahun 2013 silam.
Pernyataan itu ia sampaikan, saat diwawancara oleh salah satu stasiun televisi swasta, bertajuk “Warga Bertanya, Jokowi-Ahok Menjawab”.
Dalam video asli berdurasi 24 menit yang kembali viral itu, BTP mengenakan seragam DKI Jakarta, membicarakan tentang pemindahan ibu kota yang saat itu diwacanakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menanggapi viralnya kembali video wawancaranya soal pemindahan ibu kota, BTP menyebut hal tersebut sebagai bentuk adu domba.
“Buat saya, pindah ibu kota karena lari dari masalah kemacetan saja jelas enggak tepat. Pak Jokowi dari dulu mengatakan pindah ibu kota bukan hindari kemacetan,” jawab BTP, seperti dilansir Detik, Selasa (27/8).
“Karena Jakarta tetap harus dibangun transportasinya, sebab akan jadi pusat bisnis dan jasa. Pindah ibu kota bukan untuk lari dari masalah, tetapi untuk pemerataan pembangunan keluar dari Jawa itu benar,” imbuhnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Jika Ibu Kota Pindah, Anies Akan Jadikan Gedung Pemerintahan Sebagai RTH
Ketika Ibu Kota Baru Indonesia Dekati Konflik Laut China Selatan
Pabrik Semen China Siap Dibangun di Kalimantan Timur
[/su_box]
BTP pun menyertakan dua tulisan tentang pengumuman Jokowi soal pemindahan ibu kota:
1. Alasan pemindahan ibu kota untuk mengurangi beban Jakarta dan Jawa.
2. Pernyataan Jokowi bahwa Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan.
“Alasan pindah ibu kota beda sekali dengan pertanyaan dalam wawancara dengan aku,” jelas politikus PDIP itu.
“Itulah politik peninggalan kolonial Belanda. Maunya adu domba, dengan konteks berbeda dan pertanyaan yang tidak sama,” pungkasnya.
Cuplikan Tanya Jawab Ahok Tentang Pemindahan Ibu Kota
Presenter: Menurut Pak Jokowi dan Ahok, perlukah pemindahan ibu kota ke tempat lain? Atau menunggu Jakarta menjadi megapolitan yang crowded? Apakah bapak setuju jika ibu kota dipindahkan? Atau bapak berpikir bahwa Jakarta masih layak untuk menjadi ibu kota?
Ahok: Saya kira kalau soal pindahkan ibu kota tergantung pemerintah pusat dan DPR. Kalau buat saya, rakyat kita masih susah, kalau buat saya pribadi, untuk apa ngabisin Rp 800 triliun hanya untuk mengatasi gara-gara sini macet.
Lalu ibu kota pindah, padahal bikin loopline kereta api cuma Rp 30 triliun. Jadi ‘kan ini bukan karena ada masalah lalu lari dari masalah gitu lho, itu pendapat saya.
Kalau sini macet ya di-atasi dong macetnya gimana. Bukan berarti lalu bikin proyek yang lebih berapa ratus triliun. Itu juga suatu masalah baru lagi. Lebih cepat di sini kok.
Kalau saya, lebih gampang gimana? Beli aja bus yang banyak kalau pemerintah pusat mau bikin lancar. Kasih bus gratis.
Unggahan itu pun mendapat komentar dari sesama warganet lainnya.
Kharisma Kemal: Saat maju Pilkada DKI, saya akan menuntaskan masalah di Jakarta. Saat maju di Pilpres 2014, ditanya wartawan, bagaimana janji untuk menuntaskan permasalahan di Jakarta, akan lebih mudah menyelesaikan masalah di Jakarta apabila saya jadi presiden. Setelah jadi presiden, kita umumkan Ibu kota akan pindah, Pak Jokowi said.
To: @basuki_btp
JASMETAL
Tembusan:
– @sandalista1789
– Arsip pic.twitter.com/N4XcLT4bXs— Arif Rahman (@HokGie_) August 25, 2019