Ngelmu.co – Menkominfo Rudiantara melontarkan sindiran kepada ASN atau PNS yang menyatakan dirinya mendukung paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi. Sindiran Rudiantara pun menuai komentar tajam dari masyarakat. Bahkan viral tagar #YangGajiKamuSiapa. Tagar #YangGajiKamuSiapa ramai dibahas netizen Tanah Air. Viralnya tagar #YangGajiKamuSiapa, pihak Kominfo akhirnya buka suara.
Melalui Plt Kepala Biro Humas Ferdinandus Setu, Jumat (1/2/2019) memberikan sejumlah keterangan. Keterangan itu terkait pemberitaan atas pernyataan Menkominfo Rudiantara kepada salah satu aparatur sipil negara (ASN).
Ferdinandus menyatakan bahwa saat itu Menkominfo meminta masukan kepada semua karyawan tentang dua buah desain sosialisasi pemilu untuk Gedung Kominfo dengan gaya pengambilan suara. Namun, kata Ferdinandus, seorang ASN saat diminta maju ke depan, menggunakan kesempatan itu untuk mengasosiasikan. Bahkan ASN tersebut dapat dikatakan mengampanyekan nomor urut pasangan tertentu. Padahal, Menkominfo sudah menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu.
Ferdinandus menyatakan Menkominfo terkejut dengan jawaban ASN yang mengaitkan dengan nomor urut capres. Saat itu, Menkominfo kembali menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres.
Selanjutnya, Ferdinandus mengatakan bahwa upaya Menkominfo untuk meluruskan permasalahan desain tersebut malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik. Ferdinandus mengatakan bahwa terlihat ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan, bahkan setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Menkominfo.
Ferdinandus mengatakan bahwa Menkominfo merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat/pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum. Sehingga terlontar pertanyaan “Yang gaji Ibu Siapa?”. Menurut Ferdinandus, Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik.
Sedangkan atas pernyataan “yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu”, “keyakinan” dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut,. Namun, merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN.
Ferdinandus mengatakan bahwa dalam penutupnya Menkominfo kembali menegaskan bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral. Selain netral, ASN menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks.
Selanjutnya, pihak Kominfo menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh.