Ngelmu.co – Beberapa waktu belakangan, para pengguna media sosial ramai membicarakan Kopda Muslimin. Ia berhasil membuat publik berang.
Bagaimana tidak, bukan hanya berselingkuh, M juga menjadi dalang penembakan yang menimpa istrinya di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Parahnya lagi, M membayar penembak istrinya menggunakan uang milik ibu mertuanya. Ya, ibu kandung korban.
Kini, hari ini, Kamis (28/7/2022), M yang juga mengelola tempat judi togel, ditemukan tewas di rumah orang tuanya, di Kendal, Jateng.
Simak selengkapnya…
@ngelmuco #Kopda ♬ News, news, seriousness, tension(1077866) – Lyrebirds music
7 Bulan Selingkuh
M mendalangi penembakan yang menimpa Rina Wulandari alias RW (34), istrinya sendiri, pada Senin (18/7/2022) lalu.
Kepolisian telah berhasil menangkap keempat eksekutor dan seorang penjual senjata api.
- Agus Santoso alias Gondrong (43), warga Magetan;
- Supriyono alias Sirun (45), warga Genuk;
- Ponco Aji Nugroho (26), warga Pedurungan;
- Sugiono alias Babi (36), warga Sayung; dan
- Dwi Sulistyono (37), warga Kabupaten Sragen.
“Dari semua pelaku yang tertangkap, mengaku, ada keterlibatan suami korban…”
Demikian tutur Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, dalam jumpa pers di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022).
M membayar jasa para eksekutor itu untuk membunuh istrinya, dengan uang Rp120 juta.
Ia sempat menghilang. Terakhir kali terlihat saat menemani RW, menjalani perawatan di rumah sakit, akibat peluru yang bersarang di perut.
Penembakan bukan upaya pertama M untuk membunuh istrinya.
Sebelumnya, ia juga telah meminta Babi untuk menghabisi nyawa RW, dengan meracuni menggunakan air kecubung.
M juga meminta eksekutor untuk mencuri, kemudian membunuh RW.
Belum juga berhasil, M pun berusaha menyantet demi menghabisi nyawa korban.
Namun, kepolisian masih belum dapat memastikan kebenaran pernyataan itu, mengingat M, belum ditemukan.
Ajak Selingkuhan Kabur
Kepolisian baru berhasil memastikan alasan M ingin membunuh sang istri, yakni agar dapat hidup bersama R, selingkuhannya.
“R sempat lari, dan kami amankan. R inilah yang membuat M, melakukan [tindakan] yang tidak patut dan melawan hukum,” kata Irjen Ahmad Luthfi.
M, sambungnya, sempat mengajak R untuk kabur, demi bisa hidup bersama.
Namun, R menolak. “Sudah diajak lari. Namun, R tidak mau,” ujar Luthfi.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Sardo Lumbantorua, juga bicara.
Ia mengungkapkan bahwa M, sudah berselingkuh dengan R, sejak 7 bulan lalu.
“[Berhubungan] dengan R, sejak 7 bulan yang lalu, sebelum bulan puasa,” kata Donny, Selasa (26/7/2022).
“Antara bulan Desember [2021] atau Januari [2022], mereka mulai berhubungan,” imbuhnya.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudsy juga memberikan pernyataan pada kesempatan berbeda.
Ia menyampaikan bahwa R, mengaku tidak mengetahui rencana M, yang hendak membunuh RW.
“Perempuan berinisial R, belum tahu,” ucap Iqbal.
R mengaku baru tahu rencana M, setelah penembakan terhadap RW, terjadi.
“Setelah penembakan, Kopda Muslimin memberi tahu R, kalau ia habis menembak [istri sahnya],” jelas Iqbal.
Dalangi Penembakan Istri
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga telah menyebut bahwa dalang penembakan istri anggota TNI di Banyumanik, Semarang, adalah M, suami korban sendiri.
“Tim dari Polri dan gabungan dari jajaran Kodam di Jawa Tengah, ini ‘kan sudah berhasil menangkap semua pelaku, 4 orang plus 1 orang yang menyiapkan senjata.”
Demikian penuturan Andika di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Ahad, 24 Juli 2022.
“Nah, berarti yang masih hilang adalah mastermind-nya [dalangnya] ini, yaitu suami korban sendiri, karena dari semua keterangan saksi, menunjuk ke suami korban, Kopral Dua M.”
Baca Juga:
Peristiwa terjadi pada Senin (18/7/2022). Orang tidak dikenal menembak RW, di depan rumahnya.
Tepatnya di Jalan Cemara 3, Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan keterangan saksi, eksekutor dua kali menembak RW yang baru menjemput anaknya pulang sekolah.
Pakai Uang Mertua
Menurut kepolisian, seorang saksi mengungkapkan asal muasal uang yang digunakan oleh M untuk membayar penembak istrinya.
Ternyata uang itu berasal dari mertuanya, alias ibu kandung korban.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, saksi tersebut merupakan perawat burung peliharaan di rumah M.
Pasca-kejadian, ketika M membawa RW ke rumah sakit, saksi diminta membawa uang Rp120 juta.
Ternyata, uang itu tidak lain untuk membayar Gondrong, Sirun, Ponco, dan Babi.
Kombes Irwan, bilang, “Ketika di rumah sakit, saksi yang bertugas merawat burung, ditelepon oleh Muslimin.”
“[Disuruh] mengambil atau minta uang ke ibu korban atau ibu mertuanya, untuk biaya rumah sakit.”
“Perintahnya, ada uang di ibu [mertua] Rp120 juta, diantar ke rumah sakit untuk biaya rumah sakit,” jelas Irwan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Setelahnya, M kembali menyuruh saksi untuk mengambil uang Rp90 juta, dengan alasan pihak rumah sakit meminta biaya lebih.
Uang itulah yang kemudian M pakai untuk kabur.
“Perintah kedua, kurang [uangnya]. Pihak rumah sakit katanya minta Rp90 [juta]. Ternyata Rp120 [juta] untuk bayar tersangka, dan Rp90 [juta] digunakan yang bersangkutan untuk melarikan diri,” ungkap Irwan.
Kelola Tempat Judi Togel
Fakta lain berdasarkan keterangan Babi adalah M, ternyata juga mengelola tempat judi togel.
Bahkan, Babi mengaku telah lama mengenal M, karena istri Babi, bekerja di konter ponsel dan tempat judi togel yang dikelola oleh M.
Babi juga mengaku cukup dekat dengan M, karena mereka biasa nongkrong dan mabuk bersama.
“Terus, teman saya juga ikut kerja,” kata Babi, saat menjelaskan awal perkenalannya dengan M, di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Ia juga mengaku mengenal RW, karena itulah, Babi tidak tega menembak kepala korban, sebagaimana permintaan M.
“Pertama, meminta membunuh, tapi saya tidak mau. Saya ngomong ke Gondrong, tidak mau ikut campur hal itu,” kata Babi.
Ia membeberkan bahwa awalnya, eksekusi akan dilakukan oleh Gondrong, yang membelikan senjata api.
“Tapi barangnya saya bawa, tiba-tiba saya disuruh menembak,” sambung Babi.
Ditemukan Tak Bernyawa
Setelah kabur dan berada dalam pencarian, M ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kendal, Jawa Tengah.
M tiba di sana pada pukul 05.30 WIB. “Tadi pukul 05.30 WIB, M pulang ke rumah orang tuanya, namanya Mustakim.”
Demikian kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi kepada wartawan, Kamis (28/7/2022).
M minta maaf kepada orang tuanya. “Pada saat pulang, beliau sempat minta maaf.”
Mustakim kemudian menasihati anaknya, agar menyerahkan diri ke polisi.
“Dan lain sebagainya, dan timbul komunikasi antara M dengan Pak Mustakim, untuk minta maaf,” jelas Luthfi.
Tidak berselang lama, M muntah-muntah. “Tetapi pukul 05.30 WIB, muntah… didapati pukul 07.00 WIB, meninggal dunia.”
Saat ini, polisi masih melakukan olah TKP. Jenazah M juga akan diautopsi, guna mengetahui penyebab kematiannya.
“Kemudian kita dari Inafis, dari POM, kita melakukan olah TKP untuk memastikan meninggalnya korban.”
“Yang nanti secara yuridis formal, akan kita lakukan autopsi, atas persetujuan keluarga, sebab kematian itu sendiri,” jelas Luthfi.
Jenazah M yang berada dalam kantong berwarna oranye juga telah dibawa dari rumah orang tuanya, sekitar pukul 11.30 WIB, Kamis (28/7/2022) ini.
Sementara jenazah dibawa menggunakan ambulans Polres Kendal, hingga pukul 12.08 WIB, mobil Inafis dan aparat TNI-Polri, masih berjaga di sekitar lokasi.