Ngelmu.co – Gempa bumi dengan skala 6,4 skala richter terjadi di wilayah perairan laut Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (29/7) menelan 10 korban jiwa, salah satunya seorang warga negara Malaysia, Siti Nur Ismawida (30) yang dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa tembok runtuh.
“Benar ada warga Malaysia yang meninggal dunia dan sekarang jenazahnya masih di Puskesmas Sembalun,” kata salah seorang tenaga medis Puskesmas Sembalun, Ardi Mantri, dikutip dari CNNIndonesia.
Diketahui sebelumnya bahwa korban jiwa yang meninggal akibat gempa berjumlah 3 orang. Namun, kemudian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban jiwa akibat gempa 6,4 skala richter yang mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa, Minggu (29/7), bertambah menjadi 10 orang.
“Hingga Minggu pukul 9.45 WIB tercatat dampak gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia, 40 orang luka dan puluhan rumah rusak,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis, dikutip dari CNNIndonesia.
Baca juga: Gempa, Teguran Allah?
Sutopo mengungkapkan bahwa terdapat delapan orang meninggal dunia di Kabupaten Lombok Timur dan dua di Kabupaten Lombok Utara. Di antara delapan orang yang meninggal di Lombok Timur, terdapat seorang Warga Negara Malaysia bernama Ismawida (30).
Identitas dua korban lainnya adalah warga Indonesia bernama Ina Marah (60) dan Ina Rumenah (58). Sedangkan identitas lima korban jiwa lainnya masih didata petugas. Sementara itu, korban luka di lokasi yang sama tercatat mencapai 20 orang. Sepuluh di antara yang luka menderita luka berat dan sisanya luka ringan.
Sementara itu, di Kabupaten Lombok Utara, selain dua korban jiwa, tercatat ada 13 korban luka yang dirawat di Puskesmas Senaru dan tujuh orang di Puskesmas Bayan.
Gempa yang mengguncang, terjadi pada 05.47 WIB. Selain menimbulkan korban jiwa dan luka-luka, akibat gempa juga menimbulkan kerusakan fisik dan gempa susulan masih terus berlangsung, terdeteksi 66 kali hingga 9.20 WIB.
“Gempanya dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami. Ini adalah hal yang alamiah di mana setelah terjadi gempa besar, akan diikuti oleh gempa-gempa susulan yang lebih kecil dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng atau sesar yang ada,” jelas Sutopo.
Sutopo menyatakan bahwa tim gabungan masih terus melakukan penanganan darurat. Sutopo mengatakan bahwa masih sangat besar kemungkinannya dampak gempa akan bertambah mengingat pendataan masih berlangsung dan belum semua lokasi terdata.
Efek guncangan gempa juga mengakibatkan longsor cukup besar dari Gunung Rinjani ke arah utara. Oleh karena itu, saat ini jalur pendakian ke Gunung Rinjani ditutup.