Berita  

Lebih dari 3.500 Anak di Gaza, Terancam Mati Kelaparan

Anak Gaza Mati Kelaparan

Ngelmu.co – Israel terus menyerang Jalur Gaza, Palestina. Salah satu dampak kejamnya adalah lebih dari 3.500 anak di sana, terancam mati kelaparan.

Kantor media Gaza, menyatakan:

“Lebih dari 3.500 anak di bawah usia lima tahun di Gaza, terancam mati, akibat kebijakan Israel yang membuat anak-anak kelaparan.”

Kekurangan susu, makanan, suplemen nutrisi, bahkan tidak ada vaksinasi.

Israel juga melarang bantuan kemanusiaan masuk selama empat pekan berturut-turut.

“Di tengah kesunyian internasional yang memekakkan telinga,” kata kantor media Gaza.

Pada Sabtu (1/6/2024), seorang anak Palestina, meninggal karena kelaparan di Gaza tengah.

Ini setelah Israel, menutup pintu perlintasan Rafah, dan mencegah bantuan kemanusiaan masuk selama hampir sebulan.

“Seorang anak Palestina, berusia 13 tahun, meninggal karena kelaparan di Rumah Sakit (RS) Al-Aqsa Martir di Deir Al-Balah, Gaza tengah, saat penutupan perbatasan Rafah,” mengutip WAFA.

Bahkan hingga saat ini, malanutrisi dan dehidrasi telah merenggut 37 nyawa anak di Jalur Gaza.

Akibat pembatasan ketat terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah yang telah dijajah oleh Israel sejak 1967.

Israel menutup perbatasan Rafah, selama 28 hari berturut-turut.

Ini menimbulkan kekhawatiran akan memburuknya situasi kemanusiaan, akibat kekurangan pasokan penting, terutama di Gaza utara.

Israel juga mengambil alih kendali sisi Palestina di perbatasan Rafah dan Mesir pada 7 Mei lalu.

Setelah pasukan penjajah Israel, mengabaikan seruan internasional, dan terus melakukan serangan.

Mereka juga menutup perbatasan bagi korban terluka yang mencari perawatan ke luar Gaza.

Bahkan, Israel memblokir bantuan kemanusiaan yang sudah langka untuk masuk ke sana.

Baca juga:

Kantor media Gaza, menekankan, anak-anak di sana menderita malanutrisi akut yang memengaruhi tubuh mereka.

Dampaknya juga membuat mereka rentan terhadap penyakit menular, menghambat pertumbuhan, hingga mengancam kelangsungan hidup mereka.

“Anak-anak ini tidak memiliki akses ke layanan penting, kondisi mereka makin buruk, karena tidak adanya vaksinasi dan obat-obatan penting.”

Kantor media Gaza, menyerukan kepada komunitas internasional untuk memenuhi tanggung jawab mereka, dan menyelamatkan anak-anak di Gaza.

Mereka mencatat, 335.000 anak hidup dalam kondisi yang sangat sulit; akibat genosida, pengungsian, dan efek lain dari agresi Israel.

Bahkan, sejak 2006, Israel memberlakukan blokade di Gaza.

Menyebabkan sekitar 2 juta–dari 2,3 juta penduduk di sana–hidup dalam kondisi bencana.

Kekurangan makanan, air, dan obat-obatan. Kondisinya sangat parah.

Sejak Israel, melancarkan serangan besar pada 7 Oktober 2023, sudah lebih dari 36.400 warga Palestina, terbunuh.

Di mana sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 82.600 orang lainnya juga terluka.

Setelah hampir delapan bulan, sebagian besar wilayah Gaza, hancur. Blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan juga terus dilakukan.

Mahkamah Internasional (ICJ), telah menyatakan bahwa Israel, melakukan genosida.

ICJ juga memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan serangannya di Rafah.

Lebih dari satu juta warga Palestina, mengungsi ke Rafah untuk berlindung dari serangan Israel.

Namun, Israel mengabaikan ICJ, dan justru menyerang Rafah, wilayah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman.