Ngelmu.co – Dahnil Anzar Simanjuntak, ikut berkomentar terkait padamnya listrik yang terjadi di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, hingga beberapa daerah di Jawa Tengah, sejak Ahad (4/8) siang kemarin.
Ia yang juga pegiat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), menyebut pemadaman listrik tersebut berdampak pada kegiatan ekonomi. Dahnil pun membandingkan langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangani peristiwa tersebut, dengan Australia dan Korea Selatan.
Lewat akun Twitter pribadinya, Dahnil mencuitkan, pemerintah Australia memberi penggantian tagihan selama sebulan, jika pemadaman listrik terjadi selama setengah hari berturut-turut.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Kronologi Padamnya Listrik di Jabodetabek, Banten, dan Jabar
[/su_box]
Sementara pemadaman listrik yang terjadi di Korea Selatan, membuat Menteri Ekonomi mereka, yakni Choi Joong-Kyung, mengundurkan diri dari jabatannya, 2011 lalu.
“Di Australia listrik padam, kompensasinya gratis tagihan sebulan. Di Korea Selatan, Menteri-nya mundur,” tulis @Dahnilanzar, Ahad (4/8).
“Di sini, menterinya hilang tanpa pesan, tak berani ngomong di depan kamera,” lanjutnya.
Sebelumnya, pemilik kedai ‘Begawan Kupie’, itu mengaku mengalami kerugian yang sangat berarti, akibat pemadaman listrik.
Apalagi, pemadaman di Cipondoh, Kota Tangerang, yang menjadi lokasi kedai ‘Begawan Kupie’ berlangsung selama hampir 12 jam.
“Saya yakin juga dialami banyak UMKM yang lain di Jawa,” tuturnya.
Menteri Ekonomi Korea Selatan, Choi Joong-Kyung, memang mengundurkan diri, karena merasa bertanggungjawab atas terjadinya pemadaman listrik yang menimbulkan kemarahan masyarakat.
Hal ini disampaikannya langsung oleh Choi, Selasa (27/9/2011) lalu. Ia mengajukan pengunduran dirinya, dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden Lee Myung-Bak.
“Sebagai menteri yang bertanggung jawab pada insiden itu, saya akan mengambil tanggung jawab penuh, dan tidak akan memegang erat posisi saya (sebagai menteri). Saya akan melakukan sepenuhnya untuk keluar, dengan kebijakan preventif, dan mencari penyebab pemadaman,” ujar Choi.
Apa yang disampaikan Dahnil pun, sama dengan apa yang pernah diungkap oleh Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi.
Menurutnya, selain Australia dan Korea Selatan, negara Jepang juga punya cara tersendiri untuk menyampaikan permohonan maaf, terkait pemadaman listrik yang terjadi di negeri mereka.
“Ini menyangkut kompensasi listrik padam, khususnya rumah tangga. Contoh di Australia, jika listrik mati setengah hari berturut-turut, konsumen dibebaskan sebulan tagihan,” tuturnya, seperti dilansir Liputan 6.
“Menteri Energi Jepang membungkukkan badan 20 menit, sebagai bentuk permintaan maaf pada rakyat Jepang,” pungkasnya.