Ngelmu.co, JAKARTA – Calon Wakil Presiden nomor urut 01 yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif Ma’ruf Amin mengkritik MUI DKI Jakarta dan meminta tidak boleh menjadikan MUI sebagai kendaraan politik.
“Munajatnya sih nggak masalah yang penting jangan jadi kendaraan politik dan jangan mempolitisasi MUI,”kata Ma’ruf di kediamannya, Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/2).
Atas tudingan tersebut, MUI DKI menegaskan munajat 212 bukan acara politik. Ketua MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar dikutip Detik.com pada Sabtu (23/2/2019) mengatakan hal itu cuma penafsiran. Karena dia meyakini niatnya hanya bermnajat.
“Dari awal sudah kami sampaikan MUI DKI punya hajat melaksanakan senandung selawat dan doa. Makanya acara dari awal sampai akhir, kita bermunajat. Ada sedikit masukan begitu, dari awal kita kan nggak ada berpolitik. Makanya nggak ada atribut partai yang ada di dalam,”kata dia.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan tak ada satupun atribut politik dalam acara munajat 212 pada Kamis (21/2) malam.
Munahar juga menegaskan sikap MUI DKI Jakarta netral dalam Pemilu 2019.”Insyaallah kami netral, kami nggak pernah dalam rapat memerintahkan pilih apa, nggak. Kami persilakan, secara individu kami tidak mengharuskan ke sana atau ke situ, nggak. Kalau MUI adanya tetap di tengah-tengah,” ungkap dia.
Sejumlah tokoh turut hadir dalam agenda malam munajat ini diantaranya Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.
Kemudian juga Titiek Soeharto,Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Neno Warisman, Sekjen Forum Ulama Indonesia (FUI) Muhammad Al-Khaththath dan politisi PAN Abraham Lunggana.