Ngelmu.co – Pasca hentakan palu Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan 02, ada hal menarik yang patut jadi perhatian. Yakni soal ke mana partai koalisi Prabowo-Sandi berlabuh.
Mengapa? Sebab perubahan peta politik akan menentukan perjalanan demokrasi setidaknya 5 tahun ke depan. Sulit membayangkan apa jadinya negeri ini jika semua merapat ke Istana. Tak ada kontrol. Tiada check and balances.
Nah, untuk menebaknya, yuk kita cermati manuver Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS.
GERINDRA
Pasca Quick Count dan KPU mengumumkan 01 menang, partai ini terlihat semangat menggebu-gebu untuk melakukan ‘perlawanan’. Tapi belakangan, agak kompromistis. Bahkan, sinyal bergabung ke Jokowi mulai terlihat.
Video Faldo Maldini mengkonfirmasi ini. Tak menutup kemungkinan Prabowo merapat, yang penting values atau nilai-nilai politik yang dimiliki tetap bisa dipertahankan dan dijalankan. Kurang lebih begitu katanya.
Isu pertemuan Prabowo dengan kubu Jokowi juga pun berembus kencang, Majalah Tempo bahkan secara gamblang menjadikannya sebagai berita utama.
DEMOKRAT
Publik rasanya sudah bisa menduga ke mana partai berlambang Mercy ini akan berlabuh. Wara-wirinya AHY ke Istana, serta bertemu dengan Mega, Puan, dan lain-lain dengan bungkus silaturahim lebaran, tampaknya tak bisa mengelabui mata banyak orang.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Manuver Demokrat: Datang Belakangan, Pergi Awalan
[/su_box]
PAN
Jauh sebelum MK menolak gugatan 02, partai berlambang matahari ini sudah bergerak lincah. Sang Ketua Umum, Zulkifli Hasan, bertemu dengan Jokowi walau dalam kapasitasnya sebagai Ketua MPR, di sebuah acara kenegaraan.
Kemarin, Zul mengutip pernyataan Prabowo saat nobar (nonton bareng) Sidang MK, di Kertanegara. Kata Zul, koalisi berakhir usai MK berikan keputusan, dan Prabowo menyerahkan kepada masing-masing partai untuk mengambil sikap.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Usai Jokowi Bertemu Zulkifli Hasan, Petinggi PAN Pertimbangkan Dukungan
[/su_box]
PKS
Sejauh ini, kita melihat hanya partai dakwah ini yang tak tampak bermanuver. Isu-isu seputar merapatnya PKS pun relatif sunyi.
Justru yang nyaring terdengar pernyataan Mardani Ali Sera. Dia menyampaikan bahwa PKS akan tetap berada di luar pemerintahan atau menjadi oposisi. Tujuannya sungguh mulia: sebagai alat kontrol dan penyeimbang.
Kita masih tak bisa memastikan apakah koalisi 02 hanya akan menyisakan Gerindra dan PKS atau bahkan cuma PKS saja. Semuanya akan bergerak dinamis paska putusan MK.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
PKS: Tak Perlu Ajak Kami, Biarlah Jadi Oposisi
[/su_box]
Seperti biasa, hampir semua partai, tak cuma di koalisi 02, akan melakukan manuver-manuver terbarunya. Ada yang menggunakan jalur munas, muktamar, atau kongres yang dipercepat. Juga bisa cara-cara hidden.
Kekuasaan memang manis. Banyak gula. Sulit untuk tak tergoda. Dan menjadi oposisi saat ini pun, apalagi jika sendirian, sebuah pilihan sangat sulit dan penuh resiko.
Jika ada partai yang tetap jadi oposisi, ini betul-betul partai luar biasa. Adakah?
Kita tunggu saja …
Erwyn Kurniawan