Ngelmu.co – Sampai hari ini, masih ada segelintir orang yang meminta berbagai pihak untuk tidak membicarakan politik.
“Maaf, ini grup dokter, jangan ngomong politik, ya.”
“Ini grup pengajian, maaf, jangan ngomong politik, ya.”
“Maaf, ini grup guru, jangan ngomong politik, ya.”
“Ini grup dakwah, maaf, jangan ngomong politik, ya.”
Ummat, dilarang membicarakan tentang politik.
Namun, tahukah antum?
Belanda, 350 tahun, menjajah Indonesia.
Kristen Ambon, membantai Muslim setempat, juga di Poso.
Kristen di Serbia, membantai Muslim di Bosnia.
Buddha di Myanmar, membantai Muslim, Rohingya.
Hindu India, membantai Muslim, Kashmir.
Begitu pun Yahudi Israel, membantai Muslim, Palestina.
Sama halnya dengan Syiah Syiria, membantai sunni Kemal, dan attaturk men sekulerkan Turki.
Tahu kenapa?
Sebab, Muslim, dilarang membicarakan politik, sehingga ummat, tidak tahu tentang tipu daya para musuh-Nya, dalam menghancurkan islam.
Baca Juga: Massa PA 212 Terpantau Semakin Ramai Menolak Omnibus Law Cipta Kerja
Tiap kali ada ummat yang sadar pentingnya memahami politik, dan mulai berbicara, maka saudara seiman, akan langsung menekan dan melarang.
Padahal?
Semua musuh Allah, berpolitik. Menjalin persaudaraan, dan melupakan perbedaan besar di antara mereka.
Semua musuh Allah, tidak hanya beribadat di rumah ibadat mereka masing-masing.
Namun, juga mengatur strategi peperangan untuk memerangi kaum Muslimin.
Tetapi bagaimana, dengan yang kita kerjakan?
Hanya beribadah, bekerja, belajar, dan beramal ma’ruf.
Maka tidaklah heran, jika ummat Islam, mudah sekali dikoyak-koyak, di-adu domba, dan juga mudah dibenturkan satu dengan yang lain.
Saudaraku, pahamilah…
Politik yang kita bicarakan, bukanlah politik praktis. Melainkan wujud kecintaan kita terhadap agama, bangsa, dan negara.
Politik yang kita bicarakan adalah mengenai kedzaliman dan kesewenang-wenangan penguasa.
Politik yang kita bicarakan adalah demi izzatul Islam wal muslimin.
Maka jangan pisahkan politik, dari dakwah, ibadah, dan muammalah kita.
Politik adalah syiasah–strategi–untuk menegakkan amal maruf dan nahi munkar.
Politik adalah wadah muhasabah diri, agar tidak dijajah lagi seperti dulu.
Lihatlah kini, Kitabullah, dilecehkan. Ulama, dihinakan. Syariat-Nya, dipermainkan.
NKRI, terancam. Musuh-musuh Islam dan NKRI, bangkit bersama-sama.
Dari mana kita tahu itu semua? Dari politik.
Maka selama politik itu benar, berpolitiklah. Selama politik itu menjaga marwah Islam dan bangsa, berpolitiklah.
Selama politik itu menyuarakan kebenaran dan memberantas kezaliman, berpolitiklah!
Wallahu a’lam.