Ngelmu.co – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah menemui Duta Besar Amerika untuk Indonesia Joseph R Donovan perihal rencana Presiden AS Donald Trump yang akan mengubah status kota Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
“Saya sudah bertemu duta besar Amerika kemarin dan menyampaikan pemerintah Indonesia sangat memperhatikan isu ini. Kami sampaikan bahwa perubahan apapun di Jerusalem akan merusak perdamaian di sana,” ujar Menteri Retno saat ditemui di Gedung Pancasila Kemenlu, Jakarta, Selasa pagi.
Menteri Retno menilai, informasi mengenai perubahan status Jerusalem menjadi Ibu Kota Israel merupakan kabar yang sangat mengkhawatirkan dan dapat memperburuk keadaan di Palestina.
Dalam pertemuan tersebut dia mendapat penjelasan dari Duta Besar Donovan bahwa keputusan perubahan status dan pemindahan kedutaan Amerika ke Jerusalem belum diputuskan secara final.
“Ia (Donovan) menceritakan bahwa Gedung Putih memberikan arahan kepada para duta besarnya bahwa pemerintah mereka belum memutuskan mengenai status Jerusalem. Tapi jika hal itu dilakukan maka akan sangat sangat membahayakan proses perdamaian dan kestabilan di sana,” ujar Menteri Retno dengan tegas.
Dalam isu ini pesan Indonesia sangat jelas, katanya melanjutkan, bahwa situasi di Palestina menjadi kebutuhan bagi kita untuk bekerja sama membantu masyarakat Palestina dan mendukung mereka mendapatkan status sebagai negara penuh.
“Dalam perjuangan pemerintah Indonesia selalu mendapat dukungan penuh dari masyarakat di dalam negeri, kemana pun Palestina menuju pasti mereka juga selalu membutuhkan dukungan dari Indonesia,” tutur Menteri Retno.
Liga Arab (AL) pada hari Minggu (3/12) memperingatkan mengenai konsekuensi berbahaya jika Amerika Serikat mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
“Jika dilaksanakan, itu akan menandai perubahan pendirian bersejarah Washington yang memandang kota suci tersebut sebagai kota Palestina yang diduduki dan bagian tak terpisahkan tanah Palestina yang diduduki,” kata Saeed Abu-Ali, Asisten Sekretaris Jenderal AL untuk Tanah Arab dan Palestina yang Diduduki, di dalam satu pernyataan.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah media AS pada Jumat (1/12) melaporkan Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan mungkin mengeluarkan satu pengumuman pada Rabu.
Lanjut menurut Abu-Ali, pengakuan AS semacam itu akan memberi Israel lampu hijau untuk melanjutkan pelanggarannya atas semua resolusi internasional dan pendudukannya atas tanah Palestina. Ia mendesak Washington agar bertindak sebagai “penengah yang tak memihak” dalam proses perdamaian.
Artikel ini sudah dimuat pada Antara News