Ngelmu.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memutakhirkan data gempa magnitudo (M) 7,4 di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel).
BMKG menyebut gempa tersebut terjadi di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“#Gempa dirasakan magnitudo: 7.1, kedalaman: 525 km, 29 Agustus 2023, 02:55:32 WIB, koordinat: 6.94 LS-116.57 BT (pusat gempa berada di laut 163 km Timur Laut Lombok Utara).”
Demikian cuit akun Twitter resmi milik BMKG, Selasa (29/8/2023), pukul 8.05 WIB.
Memutakhirkan Data
Sebelumnya, BMKG menginformasikan gempa bumi bermagnitudo (M) 7,4 terjadi di Tanah Bumbu, Kalsel.
“Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG, Selasa (29/8/2023) dini hari.
Gempa terjadi pukul 02.55 WIB pada titik koordinat 4,38 lintang selatan dan 116,90 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer.
“180 km tenggara Tanah Bumbu-Kalsel,” tulis BMKG.
#Gempa Dirasakan Magnitudo: 7.1, Kedalaman: 525 km, 29 Agu 2023 02:55:32 WIB, Koordinat: 6.94 LS-116.57 BT (Pusat gempa berada di laut 163 km TimurLaut Lombok Utara) #BMKG https://t.co/OiHiTwvX8x
— BMKG (@infoBMKG) August 29, 2023
Penjelasan BMKG
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono pun menjelaskan.
Bahwa terkait perubahan data gempa di Tanah Bumbu M 7,4 ini dimutakhirkan menjadi gempa di Lombok M 7,1.
Menurut Daryono, gempa di Kalsel merupakan informasi tercepat yang dapat disampaikan BMKG.
“Yang 7,4 dekat Kalimantan itu info cepat, di mana dinamika fluktuasi magnitudo dan kedalaman gempa masih terus terjadi dalam dua menit,” jelas Daryono, Selasa (29/8/2023).
Baca juga:
Sebagai lembaga peringatan dini, itu mengapa BMKG, tidak menunggu data final untuk menyampaikan ke publik.
Sebab, jika menunggu data final, dikhawatirkan tsunami telah tiba di pantai.
“Kita lembaga peringatan dini tsunami, di mana dituntut info secepat mungkin dengan antisipasi kedatangan tsunami.”
“Dua menit itu belum stabil, di mana selain masih proses masih fluktuasi, parameter juga sensor belum semua catat untuk bisa diproses.”
“Tapi SOP, wajib kita patuhi. Sebagai pemberi peringatan dini,” kata Daryono.
Ia juga menyebut, sempat terdapat perbedaan data kedalaman gempa dari sebelumnya di Tanah Bumbu, dan dimutakhirkan di Lombok.
Hal itu lantaran proses perubahan data yang masih terus terjadi.
Namun, sembari menunggu proses update data, BMKG tetap harus menyampaikan informasi gempa tersebut ke publik.
“Info cepat itu dalam kondisi processing, belum final. Perubahan magnitudo dan kedalaman masih terus terjadi proses belum selesai,” jelas Daryono.