Ngelmu.co – Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa pembangunan pendidikan berkelanjutan diperlukan untuk mencegah perilaku berisiko para remaja yang ada di Indonesia.
“Pembangunan pendidikan berkelanjutan bertujuan untuk memastikan pendidikan yang berkualitas, inklusif, adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua,” ujar Nadiem dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dirjen PAUD dan Dikmas Harris Iskandar pada acara Seminar Internasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Keluarga di Jakarta, kemarin Selasa (5/11/2019).
Nadiem juga menambahkan data perilaku berisiko para remaja di Indonesia masih relatif tinggi.
Perilaku beresiko yang dimaksud adalah seperti tindak kekerasan atau perundungan, narkoba, kebiasaan merokok, radikalisme dan pornografi.
Global School Health Survey (GSHS) Kementerian Kesehatan pada 2017 merilis data yang menyatakan bahwa siswa SMP dan SMA/K laki-laki yang merokok, tercatat sebanyak 22 persen, sedangkan yang pernah mengonsumsi minuman beralkohol sebanyak 7,3 persen, lalu pernah menjadi korban perundungan 24 persen, dan yang pernah mengonsumsi narkoba sebanyak 2,6 persen.
Sedangkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2019 menyatakan bahwa penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 171 juta orang atau sekitar 65 persen dari populasi dengan 19,6 persen di antaranya mengakses internet lebih dari delapan jam per hari.
Sementara itu, Kemendikbud pada 2018 mempublikasikan data yang menyatakan bahwa dari sekitar 98 persen dari siswa SMP dan SMA/K, 6,3 persen di antaranya terkena adiksi pornografi ringan dan 0,07 persen terkena adiksi cukup berat.
Fenomena ini, kata Nadiem, tentu memerlukan perhatian serius terutama dari keluarga, masyarakat dan sekolah.
“Keluarga harus memastikan agar anak-anak mereka terbebas dari masalah ini yang dapat mengganggu pencapaian pendidikan,” lanjut Nadiem seperti dirilis oleh tempo.co
Banyak upaya yang dibutuhkan untuk mencegah perilaku berisiko para remaja di Indonesia, salah satu yang utama adalah membangun pendidikan berkelanjutan yang bertujuan untuk memastikan pendidikan berkualitas, inklusif dan adil.
Tujuan itu akan mencakup akses dan layanan yang sama bagi semua anak laki-laki dan perempuan guna memperoleh layanan pendidikan berkualitas sebagai indikator keberhasilan.
“Ini menandakan ortodoksi global yang memandang pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga sebagai elemen penting yang memastikan perkembangan suatu bangsa,” imbuh Nadiem Makarim sebagai salah satu menteri termuda di kabinet terbaru Indonesia.