Ngelmu.co – Kasus penolakan atas kehadiran Ustad Abdul Somad (UAS) di Hong Kong berbuntut ke Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulamaatau NU merasa pihaknya difitnah atas peristiwa penolakan kehadiran UAS yang hendak berceramah di Hong Kong tanpa alasan yang jelas tersebut. Hal tersebut dikarenakan beredarnya rumor yang disebarkan melalui media sosial.
Akun sosial media twitter, dengan nama akun @PartaiBatman menuliskan, “Penolakan ustadz Abdul Somad di Hong Kong, merupakan pesanan LBP (Luhut Binsar Panjaitan, menteri Koordinator Bidang Kemaritiman). LBP perintahkan Said Aqil. Said Aqil suruh Nusron Wahid hubungi imigrasi Hong Kong untuk tolak Abdul Somad.”
Menanggapi romor tersebut, Robikin Emhas, ketua Bidang Hukum dan Konstitusi Pengurus Besar NU menegaskan bahwa hal itu merupakan fitnah yang keji. Robikin menyatakan bahwa tidak mungkin, KH Said Aqil Siroj merupakan dalang di balik peristiwa penolakan Abdul Somad di Hong Kong.
Menurut Robikin, Said Aqil adalah tokoh yang selalu mengajarkan amar makruf (berbuat kebajikan) dengan cara yang baik; begitu juga nahi mungkar (melarang perbuatan buruk) dengan cara yang baik pula. Itu juga merupakan metode dakwah yang dijunjung tinggi di kalangan NU.
Sayangnya, peristiwa penolakan atas kunjungan UAS di Hong Kong telah dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk menyebarkan fitnah, termasuk rumor seolah Said Aqil ikut berperan di dalamnya.
NU, tentu ikut menyesalkan insiden penolakan yang tanpa alasan jelas itu. Namun, soal menerima atau menolak warga asing masuk, itu sepenuhnya wewenang mutlak otoritas Hong Kong; begitu juga kewenangan yang dimiliki Indonesia.
“Mungkin tindakan pemerintah setempat (Hong Kong), merupakan bentuk proteksi atas warga negaranya sesuai sistem politik dan kebudayaan yang dianutnya. Kita ambil hikmahnya,” kata Robikin, Selasa (26/12).