Ia menanggapi ajakan berwisata dari Ma’ruf, “Pak Yai Wapres… ini ‘kan angka Covid sedang tinggi-tingginya.”
“Sebaiknya fokus pada implementasi PPKM [pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat] Mikro saja,” sambung Gus Nadir.
“Berwisata tidak masuk kegiatan esensial. Jangan sampai masjid ditutup, tapi berwisata dianjurkan,” imbuhnya lagi.
“Ruwet jadinya. Ini siapa sih yang bikin naskah pidato beliau kayak gini? Duh,” keluh Gus Nadir.
Baca Juga:
- Di Luar DKI, Rasio Kasus Positif COVID-19 Indonesia 94,97 Persen
- Hong Kong Larang Masuk Pesawat yang Angkut Penumpang dari Indonesia
Jurnalis, Evi Mariani Sofian, juga memprotes ajakan berwisata Ma’ruf. Dengan gamblang, ia mengaku marah kepada pemerintah.
Namun, saat mengkritik pemerintah yang tak kunjung menerapkan PSBB [pembatasan sosial berskala besar], seperti Maret 2020 lalu, ia justru mendapat teguran.
“Ditegur lagi, disuruh kalem dan enggak boleh marah. Sistem sudah kolaps begini, dan aku enggak boleh marah? Keterlaluan,” kata Evi.
“Keterlaluan kalian. Orang macam kalian yang bikin kekuasaan ugal-ugalan enggak pernah mati dan terus menindas,” sambungnya.
Sebelumnya, Evi, mengungkapkan kemarahannya terhadap pemerintah.
“Agar saya tidak tenggelam dalam resah, ubarnya [obatnya] buat saya adalah marah-marah,” tuturnya.
“Kali ini marah pada pemerintah. Sudah tiga hari kami sekeluarga gedebukan nyari tempat tidur kosong untuk ayah saya yang positif Covid,” sambung Evi.
“Ini tega-teganya Pak Wapres bilang begini. Tolonglah peka sedikit,” imbuhnya, meminta.