Ngelmu.co – Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyatakan bahwa PAN menghormati ijtima ulama yang merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustadz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.
Pada Jumat (3/8/2018) pagi, dilansir dari Kompas.Eddy mengatakan bahwa PAN telah menerima surat dari Persaudaraan Alumni (PA) 212. Adapun isi surat tersebut mengatakan PA 212 meminta PAN mengikuti hasil rekomendasi pertemuan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Hasil dari ijtima ulama yang merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustadz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden, akan menjadi bahan pertimbangan bagi partainya dalam menentukan arah politik pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas), 6-7 Agustus 2018.
Baca juga: Ijtima’ Ulama, Islam Spring dan Akhir Sebuah Buih
Meski demikian, Eddy memaparkan bahwa PAN punya mekanisme sendiri dalam menentukan sikap politik. Eddy menegaskan bahwa partainya tidak bisa serta merta memutuskan sikap politik berdasar hasil ijtima ulama. PAN baru akan bersikap setelah rapat kerja nasional (rakernas) pada 6-7 Agustus 2018.
“Kita tunggu putusan rakernas agar dapat dipertanggungjawabkan pada publik maupun internal kader,” ujar Eddy.
Diketahui bahwa sampai sejauh ini, PAN belum punya sikap resmi terkait arah koalisi Pilpres 2019. PAN masih berpegang pada hasil rakernas 2017 yang memberi mandat pada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk maju di Pilpres 2019.
“Mandat itu belum dicabut, tetap kita perjuangkan Pak Zul (Zulkifli Hasan). Kita tetap itu sampai rakernas nanti,” jelas Eddy Soeparno.