Ngelmu.co – Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) disoraki oleh beberapa kader PDIP saat menghadiri HUT ke-46 PDIP. PAN santai menanggapi insiden tersebut.
Ketua DPP PAN Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1) menilai bahwa PDIP kurang bisa menerima tamu secara baik dengan adanya insiden disorakinya Ketua MPR tersebut.
“Menurut saya sikap Bang Zul itu harus kita apresiasi, di situasi yang mungkin hari ini sedang bersaing yang sangat ketat ya. Keberanian Bang Zul harus diapresiasi. Kalau persoalan mereka menyoraki Bang Zul ya, berarti mereka tidak bisa menerima tamu dengan baik, tapi tidak apa-apa,” ujar Yandri, dikutip dari Kumparan.
Yandri menyatakan jika PAN tak mempermasalahkan sorakan yang ditujukan kepada Zulkifli Hasan. Menurut Yandri, para kader PDIP terlalu terbawa panasnya persaingan dalam Pilpres 2019. Sebab, kata Yandri, PAN kini berseberangan dengan PDIP usai mengusung pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
“Ya enggak apa-apa, ya namanya mungkin terbawa situasi pilpres, situasi pemilu, tidak apa-apa,” ujar Yandri.
Yandri menuturkan jika kehadiran Zulhas pada perayaan HUT PDIP, merupakan hal yang biasa terjadi. Yandri menegaskan meski berbeda pandangan, silaturahmi antarpartai harus tetap terjalin.
“Ibu Mega datang ke HUT PAN biasa ya kan. Kita datang ke NasDem biasa. Kalau itu silaturahmi itu enggak boleh putus. Dengan kontestasi, tidak ada, tidak boleh antara anak bangsa, apalagi pimpinan parpol merenggangkan silahturahminya, tidak boleh,” pungkasnya.
Kejadian tak mengenakkan dialami oleh Ketua MPR tersebut juga ditanggapi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto menyampaikan permintaan maaf kepada Zulhas yang disampaikan sambil cipika cipiki antara Zulhas dan Hasto seusai acara.
“Ya kita minta maaf ke Pak Zul. Ya saya sudah sampaikan tadi (permintaan maaf) kepada Pak Zul, tapi Pak Kwik belum ketemu,” ujar Hasto, Kamis (10/1), dikutip dari Kumparan.
Hasto menyatakan jika respons sorakan kepada Zulkifli merupakan dinamika kader yang tak bisa sepenuhnya bisa ia kontrol. Sebab, kata Hasto, hal itu merupakan ekspresi pribadi para kader PDIP memang selalu apa adanya ketika ingin menyampaikan sesuatu hal.