Eng Hian: Kalau secara teknik, yang mendekati Apri, sih ada, tapi secara mental dan kemauan, belum ada.
Cuma Apri yang datang ke saya, waktu masuk Pelatnas, datang dengan cuma punya raket dan uang Rp200 ribu di tangan.
Ia bilang, mau jadi juara, terserah Koh Didi mau kasih program apa, saya siap.
Itu dibuktikan sama Apri, saat masih belum punya duit, sampai sekarang sih tidak ada yang berubah.
Dari segi latihan dan kemauan, masih sama.
Kenapa Apri, saat dipasangkan dengan Greys, langsung cocok?
Eng Hian: Karena kemauannya kuat. Secara teknik, saat itu, Apri masih jauh ketinggalan dari Greys, tapi ia bisa mengimbangi.
Karena kemauannya, mau belajar, mau menangnya kuat.
Kira-kira butuh waktu berapa lama mencetak ganda putri andalan setelah Greys/Apri?
Eng Hian: Paling cepat tahun 2022, baru akan kelihatan, itu pun kalau program bisa berjalan tanpa kendala.
Apa harapan Coach, untuk Greys/Apri ke depan?
Eng Hian: Harapan saya, mereka tidak puas begitu saja [dengan kemenangan di Daihatsu Indonesia Masters 2020 saat itu], perjuangan belum selesai.
Setelah tanding, saya enggak menyampaikan apa-apa, karena memang setelah juara, ya, mulai dari nol lagi.
Target utama mereka ‘kan lebih dari ini. Dalam hati, tentu saya bangga sama mereka, luar biasa.
Tapi saya enggak mau mereka puas di sini. Jadi, biasa saja.
Habis juara, bagus, tapi itu di depan masih ada Olimpiade, target yang lebih besar lagi.
Alhamdulillah, cita, mimpi, yang mereka coba gapai dengan doa dan usaha, berbuah manis. Selamat! Semoga semangat terus berkobar.
Baca Juga: