Ngelmu.co – Pemberlakuan sistem satu arah atau one waypada tol Jakarta-Cikampek ke arah Jakarta memberikan efek yang besar pada pengguna jalan ke tujuan sebaliknya. Kebijakan tersebut dikomplain oleh pengguna tol Jakarta-Cikampek.
Kebijakan yang diambil pemerintah itu mengakibatkan waktu tempuh dari Jakarta menuju Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bertambah menjadi tujuh sampai delapan jam. Tentu saja waktu tempuh yang jauh lebih lama ini dikomplain dan dikeluhkan oleh terutama para sopir angkutan umum seperti bus.
Sistem satu arah yang diterapkan di tol Jakarta-Cikampek dimulai dari KM 188 Tol Cipali arah Jakarta hingga gerbang Tol Cikarang Utama pada Rabu (20/6) sore hingga Kamis pagi. Oleh karena itu, pengguna tol Jakarta-Cikampek ke arah Cipali dialihkan melalui jalan arteri.
“Kondisinya macet karena harus lewat jalan arteri. Jalan tolnya ditutup,” kata Santi, salah seorang pengendara dari Jakarta ke Karawang dikutip Antara, Kamis (21/6).
Baca juga: Usai Jokowi Banjir Pujian Atasi Macet, Hari Ini Para Pemudik Alami Kemacetan Sangat Parah
Santi mengaku kecewa atas pemberlakuan sistem one way dan menutup jalan Tol Jakarta-Cikampek. Alasan yang diungkapkan Santi atas kekecewaannya adalah pengguna jalan tol tersebut bukan pemudik dari arah timur saja.
Santi mengatakan bahwa banyak pula pemudik dari arah Jakarta, Lampung, Bogor, Banten yang ingin menggunakan jalan tol Jakarta-Cikampek maupun Cipali selama arus balik. Santi pun menyebut bahwa pengguna tol juga bukanlah hanya pemudik saja.
“Jalan tol juga tidak dikhususkan untuk pemudik saja kan,” kata Santi.
Efek yang dirasakan warga atas pemberlakuan sistem one way, Santi mengaku membutuhkan waktu delapan jam menempuh perjalanan dari Pasar Rebo, Jakarta, hingga ke rumahnya di kawasan Karawang. Jauh lebih lama dibandingkan waktu tempuh biasanya dalam kondisi macet sekalipun.
“Biasanya paling kalau kondisi macet, waktu perjalanannya tiga jam, kalau lancar sekitar 2 jam,” tutur Santi.
Sepanjang jalan arteri Jakarta-Bekasi hingga Karawang, arus lintas terpantau padat selama diberlakukan one way. Hal tersebut dikarenakan semua kendaraan dari Jakarta menuju Cikampek menggunakan jalan arteri.
Tambahan lagi, di beberapa titik sepanjang jalan arteri tersebut juga seringkali terjadi kemacetan. Beberapa di antaranya di titik perempatan atau pertigaan, kawasan pasar, terminal, dan lain-lain.
Sejumlah sopir bus dari arah Jakarta menuju Palimanan juga mengeluhkan rekayasa lalu lintas dengan sistem one way selama arus balik lebaran.
Tentu saja, akibat kemacetan itu, jadwal keberangkatan bus terpengaruh. Jadwal keberangkatan bus jadi terganggu. Bus-bus itu hendak menjemput pemudik yang ingin kembali ke Jakarta dari sejumlah lokasi di Jawa Tengah, seperti Solo. Mereka terlambat disebabkan harus melewati jalan arteri hingga jalur Pantura, karena jalan Tol Jakarta-Cikampek menuju Cipali ditutup selama diberlakukan sistem one way.
“Dampaknya kami yang dari arah Jakarta menuju Jawa harus melintasi jalan arteri hingga jalur Pantura, dan harus terjebak macet,” kata Roy, sopir bus jurusan Jakarta-Solo, saat ditemui di Cikampek, Kamis.
Pengendara bus lainnya, Subur juga komplain sistem satu arah selama arus balik lebaran tahun ini. Subur mempertanyakan dasar pemberlakuan sistem tersebut karena justru mengakibatkan kemacetan parah di banyak tempat lainnya.
Sehingga, Subur berharap PT Jasa Marga dan pihak kepolisian mengkaji ulang pemberlakuan sistem one way jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta pada arus balik Lebaran.
“Dampaknya, kemacetan di jalan arteri dan kemacetan panjang tol dalam kota, jadi harus dievaluasi,” kata Subur.
Diberitakan sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, mengklaim sistem satu arah di KM 188 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) arah Jakarta hingga gerbang Tol Cikarang Utama tak akan membuat jalur arteri di sekitar tol macet.
Budi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Jasa Marga dan Kakorlantas Polri terkait sistem tersebut yang kembali diterapkan di Cipali sejak pukul 15.00 WIB, kemarin.
Namun, ternyata tidak seperti yang telah diklaim nya. Budi menyampaikan bahwa memang harus ada pengorbanan bagi pengendara dari arah Jakarta. Sistem one way diberlakukan, kata Budi, adalah untuk mencegah kepadatan berlebih pada puncak arus balik lebaran 2018.
“Barat ke timur, ya enggak apa-apa kan [lewat jalur non tol]? Memang risiko begitu, selective priority. Truk saja dari kemarin tidak boleh lewat situ. Saya bilang ke kepolisian, kalau masih lewat keluarkan dari lintasan. Kita prioritaskan yang arus balik,” ujar Budi.