Ngelmu.co – Banyak yang menyebut jika Sumedi Madasik, memutus aliran air bersih untuk warga, karena gagal terpilih di Pemilu 2024.
Iya, Sumedi merupakan Caleg DPRD Kota Cilegon dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Setelah viral dan menjadi sorotan, Sumedi pun memberikan penjelasan.
Ia merespons pernyataan warga Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.
Warga menyatakan, Sumedi memutus aliran air bersih dari sumur bor miliknya, karena gagal terpilih.
Sumedi tidak menampik kabar dirinya memutus aliran air bersih untuk warga.
Namun, ia membantah jika alasannya adalah karena kegagalannya lolos ke parlemen Kota Cilegon.
Sumedi menyampaikan, pemutusan aliran air bersih merupakan kesepakatan bersama, sembari mencari solusi.
Solusi agar bisa menutup beban biaya yang selama ini sudah ia tanggung.
“Iya, memang saya caleg. Iya, memang saya gagal. Mungkin Allah belum merestui dan meridai saya untuk mewakili yang seutuhnya.”
Demikian pernyataan Sumedi kepada wartawan, Rabu, 13 Maret 2024.
“[Pengaliran air bersih untuk warga] itu sudah berjalan empat tahun lebih, yang selisihnya antara Rp2 juta sampai Rp2,5 juta, tiap bulannya, dan saya harus menyubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat,” jelasnya.
Baca juga:
Sebelum pemutusan aliran air bersih ke warga, Sumedi sempat mengundang para tokoh masyarakat setempat.
Tujuannya untuk meminta, agar biaya listrik dan perawatan mesin diserahkan sepenuhnya kepada warga.
Sumedi juga sempat menawarkan, agar biaya pengambilan air bersih dari sumur bor miliknya, dinaikkan, guna menutupi biaya yang ia tanggung.
Sebab, usai maju sebagai caleg, ia sudah tidak punya biaya lagi.
“Saya berharap naik, supaya bisa menutupi biaya listriknya, ternyata sampai detik ini belum ada solusi.”
“Saat itu saya bilang, air sementara saya tutup, bukan saya putus, [ini] hanya sementara, karena tujuannya supaya ada yang terbaik buat saya pribadi, dan ada solusi yang terbaik buat masyarakat.”
Walaupun Sumedi juga tidak memungkiri, jika ia kecewa terhadap warga Kampung Cisuru yang tidak memilihnya di Pileg 2024.
Pasalnya, menurut Sumedi, warga tidak memilihnya, karena tergiur dengan uang yang diberikan oleh caleg lain.
“Dari jumlah 140 warga yang masuk DPT, saya cuma berharap itu 100 suara, wajarlah, sekitar 70 persen saja.”
“Tapi yang saya dapat cuma 45 persen. Itu akibat serangan fajar. Pelakunya si RT sendiri.”
“Pada malam hari, [RT tersebut] sengaja bawa uang dari salah satu calon untuk dibagikan ke masyarakat, beli suara,” beber Sumedi.
“Kurang lebih empat tahun saya bantu air bersihnya. Bahkan, alhamdulillah, air yang saya alirkan ke sana PH-nya 7.”
“Itu luar biasa, bahkan masyarakat Cisuru sendiri bisa mengonsumsi air bersih,” sambung Sumedi.
Meski kehabisan biaya dan merasa kecewa, tetapi Sumedi, menegaskan, ia akan kembali membuka aliran air bersih untuk warga, jika sudah ada solusi terbaik.
“Bukan saya tutup, [ini] hanya sementara, supaya ada solusi terbaik buat saya dan masyarakat,” kata Sumedi.
Saat ini, warga Kampung Cisuru pun terpaksa menempuh jarak 2 kilometer dan berebutan untuk bisa mendapatkan air bersih.