Ngelmu.co – Di antara perkara yang membuat risau orang-orang berakal adalah semakin bertambahnya orang-orang yang terpapar virus Corona. Terlebih lagi, di kalangan mereka yang berusia senja. Ada tiga sebab utama yang paling berdampak terkait hal tersebut -biidznillah-:
Pertama
Apa yang disebarluaskan oleh mereka yang berakal lemah atau punya tujuan buruk, bahwa virus ini sebenarnya tidak nyata, atau ini hanya konspirasi.
Ini adalah kesombongan terhadap realita. Sungguh virus ini sudah mewabah di seluruh dunia. Bahkan korban sudah jatuh dalam jumlah yang besar.
Sangat disayangkan, sebagian orang-orang berakal, justru memercayainya, dan mungkin malah membantu penyebaran kedustaan ini (bahwa Corona tidaklah nyata dan hanya konspirasi).
Kedua
Apa yang mereka sebarluaskan bahwa virus ini tidaklah berbahaya, sama seperti flu biasa, atau (isu) semisalnya, (itu semua dusta).
Wajib untuk tidak memercayai kedustaan-kedustaan tersebut, dan tidak ikut andil menyebarkannya.
Wajib juga mengambil informasi dari pihak-pihak berkompeten dan terpercaya, serta menjaga protokol pencegahan yang mereka arahkan.
Ketiga
Adanya ketidakpedulian di sebagian orang, dan ketiadaan rasa tanggung jawab, pada kewajiban syar’i.
Komitmen untuk melakukan prosedur-prosedur pencegahan adalah bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu kepada ulil amri.
Di samping juga demi menjauhkan diri dari mencelakai dan memudaratkan orang-orang beriman, yang mana itu termasuk dosa besar.
Sebab, tegaknya sebagian kewajiban, tidak bisa tidak harus dengan itu (komitmen pada protokol), dan kewajiban yang tidak bisa terwujud, kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu tersebut menjadi wajib untuk diwujudkan.
Lombok, 17 Syawwal 1441 (9 Juni 2020)
Oleh: Syaikh Prof Dr Sulaiman ar-Ruhaily -hafidzhahullah-
Diterjemahkan: Ustaz Johan Saputra Halim hafidzahullah