Ngelmu.co – Banyak kejadian yang membuktikan kekuasaan Allah SWT tidak cuma terjadi saat zaman nabi. Pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia saja, Allah SWT telah pula menunjukkan kekuasaan-Nya ketika memberikan pertolongan kepada Jenderal Sudirman dari pengkhianat bangsa.
Berikut adalah paparan Ustadz Okrizal Eka Putra dari Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) di Masjid Kampus UGM saat mengisi tabligh akbar, Jumat (9/3) lalu.
Okrizal memaparkan bantuan Allah untuk Panglima Besar, Jenderal Sudirman saat dirinya dikhianati oleh pengkhianat bangsa. Saat Jenderal Sudirman coba dikhianati pengkhiat bangsa, justru pengkhianat itu dihinakan Allah SWT.
Perisiwa itu terjadi saat Jenderal Sudirman menjadi pemimpin gerilya para pejuang Indonesia. Kala itu, nama Sudirman sendiri sudah begitu tersohor, dan Belanda yang menjajah Indonesia saat itu mencarinya sebagai seorang pemberontak. Sudirman diceritakan tengah singgah di satu rumah rakyat jelata, dan turut mempersilakan pejuang-pejuang lain beristirahat atau melaksanakan shalat. Sosok Sudirman sendiri begitu dikenal sebagai orang yang tidak pernah lepas dari air wudhu.
Lepas dari pengawasan pejuang-pejuang lain, Sudirman ternyata dijebak seorang pengkhianat yang melaporkan keberadaannya kepada Belanda. Bahkan, pengkhianat itu mengajak sejumlah tentara Belanda untuk menangkap Sudirman. Ketika ditunjukkan sosok Sudirman, Belanda itu ternyata tidak percaya, malah dibilang tidak mungkin itu Sudirman.
Sungguh, tidak ada kekuatan lain yang mampu melakukan perlindungan seperti itu selain Allah SWT. Bahkan, saat itu justru pengkhianat tersebut yang akhirnya ditembak Belanda lantaran dikira telah membohongi mereka. Hal tersebut juga merupakan peringatan Allah SWT kepada mereka para pengkhianat bangsa, yang malah dihinakan ketika mencoba menjebak Sudirman.
Kisah itu harus bisa dijadikan pelajaran bagi umat Islam. Sejarah telah membuktikan. Jadi jangan ragu bergerak maju membela agama, membela NKRI dari para pengkhiatan bangsa.
Menengok kondisi sekarang, persatuan umat harus senantiasa dijaga. Pasalnya, mengadu domba antar elemen bangsa merupakan langkah yang sudah lama dilakukan untuk memecah belah NKRI.
Indonesia harus bisa mengambil pelajaran dari pecahnya negara-negara di Timur Tengah, Eropa maupun Asia seperti Myanmar. Adu domba bisa dilakukan kepada ormas satu dengan ormas lain, organisasi pemuda satu dengan yang lainnya.
Persatuan umat yang tidak senantiasa terjaga bukan tidak mungkin membuat Indonesia seperti Suriah atau Myanmar. Oleh karena itu masyarakat harus terus menunjukkan persaudaraan baik sesama Muslim, sesama bangsa maupun sesama manusia. Kalau persatuan umat sudah hancur, mudah memecah-belah bangsa.