Ngelmu.co – Pertempuran Jokowi menuju RI 1 di tahun 2019, nanti dimulai dengan Pilkada serentak saat ini. Terutama di Jawa Barat, yang merupakan Provinsi yang paling luas dan paling padat penduduknya yang menjadi salah satu wilayah yang menggelar Pilkada.
Dilansir dari Bloomberg, Provinsi di Indonesia yang paling padat penduduknya akan menjadi tempat ujian atas popularitas Presiden Joko Widodo dan batu loncatan potensial bagi para pesaingnya menjelang pemilihan presiden tahun depan.
Lebih dari 30 juta orang diperkirakan akan memilih dalam pemilihan gubernur Jawa Barat pada Rabu, 27 Juni 2018. Pertarungan di Jawa Barat merupakan pertarungan antara dua mantan jenderal, wakil gubernur yang duduk dan walikota populer ibukota provinsi. Penduduk Jawa Barat yang sebesar 30 juta orang adalah bagian dari 152 juta pemilih Indonesia yang akan memilih lusinan kepala provinsi, kota dan kabupaten di seluruh nusantara yang berjumlah 171 Pilkada yang diadakan serentak.
Maka, tak heran jika siapa pun yang menang di Jawa Barat akan mendapatkan momentum yang signifikan menuju pemilihan presiden 2019.
Sementara popularitas Jokowi yang diklaim melonjak di seluruh negeri, namun Jawa Barat adalah tempat salah satu kekalahan terberatnya pada pemilu 2014 yang sekarang menjadi pemimpin oposisi, Prabowo Subianto. Belum lagi, jajak pendapat yang baru-baru ini dilakukan, menunjukkan Partai Demokrat, yang dipimpin oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah menempatkan putranya sebagai calon pasangan calon Jokowi, juga membuat terobosan.
Selain merupakan lumbung pemilih terbesar di Indonesia, ironisnya, Provinsi Jawa Barat juga memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia. Angka pengangguran di Jawa Barat menembus sampai 8,16 persen, jauh di atas rata-rata nasional 5,13 persen. Maka, hal itu bisa menyulitkan upaya Jokowi untuk menunjukkan catatan ekonominya saat ia maju untuk masa jabatan kedua.
“Seberapa baik kandidat partai menunjukkan dan bagaimana mereka selesai benar-benar merupakan faktor momentum untuk pemilihan presiden,” kata Edward Gustely, direktur pelaksana penasehat investasi Penida Capital di Jakarta.
Baca juga: Warga Jabar Yang Inginkan Jokowi Jadi Presiden Hanya 43,7 Persen
Pembagian Ekonomi
Sedangkan, Prabowo dengan Partai Gerindranya telah memenangkan Pilkada yang sengit di Jakarta tahun lalu, tetap menjadi tokoh populer di Jawa Barat dan diperkirakan akan kembali menantang Widodo untuk kepresidenan pada 2019 mendatang. Dia diwakili di Jawa Barat oleh Sudrajat, mantan duta besar Indonesia untuk Cina yang juga merupakan pensiunan jenderal seperti Prabowo.
“Dalam hal perjuangan strategis atau taktis, kami menghitung bahwa ini adalah pangkalan,” kata Sudrajat, yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan satu nama. “Jika Prabowo memiliki kekuasaan di Jakarta dan Jawa Barat, dan jika dia juga memilikinya di Jawa Tengah, ini akan memberi keyakinan kepada Gerindra untuk menjadi pemimpin berikutnya.”
Sementara pekerjaan dan ekonomi adalah isu-isu utama dalam bermain di Jawa Barat. Mengenai hal itu, Sudrajat telah berjanji untuk menciptakan 3 juta pekerjaan dalam lima tahun. Kemudian, kekhawatiran atas investasi dan kedaulatan Cina juga ikut jadi isu yang menarik.
Sudrajat tidak menentang investasi dari China, tetapi menegaskan harus ada aturan yang lebih kuat. “Ada banyak investasi yang berasal dari China. Kami memiliki buruh migran dari Tiongkok sementara tenaga kerja kami, secara lokal, tidak ada cukup pekerjaan,” kata Sudrajat.
Diketahui, dari keempat pasangan itu, hanya pasangan Sudrajat yang dengan tegas menyatakan tidak mendukung Jokowi. Bisa dikatakan, Jokowi terwakili dengan baik di Jawa Barat. Partai Jokowi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, atau PDIP, telah menempatkan mantan jenderal di Tubagus Hasanuddin sementara Ridwan Kamil, walikota populer Bandung, yang menggambarkan dirinya sebagai independen, telah menyatakan dukungan juga untuk Jokowi.
“Para pemilih di Jawa Barat adalah sekitar 20 persen dari seluruh bangsa jadi jika Anda bisa merebut Jawa Barat, itu memberi Anda persentase suara yang bagus untuk kepresidenan.” Tapi penduduk setempat “tidak pernah benar-benar setia kepada satu pihak” dan “itulah mengapa Jawa Barat sangat seksi.”
Dinasti Politik
Untuk Agus Harimurti Yudhoyono, itu adalah pertarungan denga taruhan tinggi yang dapat melontarkannya ke dalam pemilihan presiden dan menghidupkan kembali dinasti politik keluarganya. Keluarga Yudhoyono tidak ada dalam surat suara. Namun putra mantan presiden itu melihat jajak pendapat di Jawa Barat sebagai kesempatan penting untuk menyuntikkan dirinya dan Partai Demokrat ke dalam perhitungan pemilihan presiden.
Wakil gubernur provinsi Deddy Mizwar, kandidat Partai Demokrat, telah menjadi calon terdepan dalam serangkaian jajak pendapat yang diambil selama beberapa bulan terakhir menjelang pemungutan suara hari Rabu.
“Saya berharap hasil pemilihan daerah ini akan menjadi faktor kunci bagi kami untuk menentukan jalan kami termasuk apakah akan dengan Pak Jokowi atau kandidat lainnya,” kata Yudhoyono dalam sebuah wawancara di Bandung.
Dianggap oleh beberapa orang sebagai terlalu muda dan tidak berpengalaman untuk dianggap sebagai calon jodoh untuk Widodo, pria berusia 39 tahun itu mengatakan “seluruh mesin politik Partai Demokrat bekerja keras untuk meraih kemenangan di sana.”
Kemenagan di Jawa Barat untuk Demokrat adlah menjadi kunci untuk bisa menjadikan Jokowi calon mitra Yudhoyono.
“Kemenangan di sini juga akan memperkuat posisi negosiasi kami dengan mitra koalisi potensial, terutama yang berkaitan dengan nominasi presiden,” kata Yuhoyono. “Pak Jokowi pasti akan menjadi calon mitra.”