Ngelmu.co – Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama–Pak JO–pernah berpesan pada seorang wartawan bidang politik harian Kompas, yang biasa meliput kegiatan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Mas ini PKS, tolong dijaga. Ini partai harapan.”
Begitu pesan yang diucapkan Pak JO, di tahun 2004, saat nama PKS, di bawah Hidayat Nur Wahid (HNW), sedang harum-harumnya.
Pak JO, kagum pada PKS. Sebagai partai pendatang, PKS seperti oase baru dalam jagat politik tanah air.
Tak punya tokoh besar. Tidak punya uang. Modalnya hanya moral baik, kegigihan, dan kepedulian kadernya pada sesama.
Tetapi PKS, berhasil masuk dalam jajaran partai yang diperhitungkan.
Slogan PKS saat itu, ‘Bersih Peduli’, benar-benar mengena di hati publik.
Maklum, slogan itu tidak sekadar kata kosong, tapi terbukti.
Hidayat Nur Wahid dan kader-kader PK(S) di daerah, yang kebetulan mendapat amanah publik, mencontohkan bagaimana mempraktikan politik bersih.
Mempraktikkan bagaimana hadir dan peduli, dalam setiap bencana alam, baik besar maupun kecil, di manapun, kapanpun.
Rupanya, ini yang membuat Pak JO, kagum. Dia, juga kagum pada kesederhanaan dan kejujuran seorang Hidayat Nur Wahid.
HNW yang kala itu, memilih tidur di kantor, ketimbang kamar mewah hotel bintang lima yang disiapkan untuk posisinya sebagai ketua MPR, pada Sidang Paripurna pelantikan Presiden.
Dia kagum pada HNW, yang menolak mobil dinas Volvo, dan memilih menggunakan sedan kecil Mitsubishi Lancer, pinjaman seorang kader.
Pak JO, menaruh perhatian sekaligus harapan yang besar pada PKS.
Itu ditunjukkan saat PKS, mengadakan gathering dengan pimpinan media massa nasional.
Pak JO? Hadir, ditemani Mas Suryopratomo, pimpinan redaksi Kompas, saat itu.
Padahal, cerita Mas Tomy, Pak JO, jarang menghadiri acara-acara di malam hari.
Saat itu, tahun 2004, usia Pak JO, sudah 73 tahun, dengan kondisi kesehatannya, ia harus tidur sebelum jam sembilan malam.
Jika lewat dari itu, beliau akan kesulitan tidur, dan akan memengaruhi kesehatannya.
Tapi karena perhatiannya pada PKS, Pak JO, hadir.
Dia baru pamit, setelah menyampaikan pendapatnya langsung kepada pimpinan PKS, yang malam itu full team, termasuk Ketua Majelis Syuro ketika itu–almarhum–Ustaz Hilmi Aminuddin.
Ia diberi kesempatan, untuk menyampaikan sambutan. Terdengar bahasa yang lembut dan tertata.
Pak JO, di hadapan pimpinan media dan pimpinan PKS, secara terbuka menyampaikan kekagumannya pada partai itu.
PKS, ia sebut, selalu gerak cepat menunjukkan kepedulian pada penderitaan mereka yang terkena musibah, di manapun, kapanpun.
Pak JO, juga menyampaikan kekagumannya pada kesederhanaan HNW.
Pak JO, sangat berharap agar sikap sederhana, bersih, dan peduli PKS, terus dijaga.
Dengan nilai-nilai itu, harapannya, PKS dapat mewarnai politik nasional, yang oleh Dahlan Iskan, saat itu disebut sebagai dunia bergetah.
Baca Juga: Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Meninggal Dunia
Para pimpinan media massa yang hadir saat itu, di antaranya ada almarhum Tarman Azzam, kala itu sebagai Ketua PWI Pusat.
Ada Datuk Karni Ilyas, Marah Sakti Siregar, Ilham Bintang, dan sejumlah tokoh pers nasional lainnya.
Mereka memberikan apresiasi yang sama pada PKS.
Seperti halnya Pak JO, para pimpinan media, menyampaikan apresiasinya dengan tulus.
Penuh harap, PKS bisa konsisten mempertahankan jati dirinya.
Dua Windu sudah berlalu sejak peristiwa itu. Namun, pesan Pak JO, masih terngiang di telinga.
Baik pesan yang disampaikan pada kawan wartawan Kompas yang menceritakannya ke saya.
Maupun pesan pada acara gathering dengan pimpinan media massa nasional.
Kemarin, Rabu (9/9), Pak JO, tindak memenuhi panggilan Sang Penciptanya.
Saya merasa perlu, menuliskan pesan-pesan dan menceritakan pandangan beliau untuk PKS.
Sebagai pengingat, bahwa tokoh pers sebesar Pak JO, sangat menaruh perhatian dan harapan yang besar pada PKS.
Sugeng tindak, Pak JO. Semoga Bapak, mendapat tempat terbaik di sisi Sang Maha.
Dikumpulkan di keabadian, dengan orang-orang baik, karena Bapak, adalah orang baik.
Selalu berpikiran baik, dan senantiasa mendukung upaya-upaya baik untuk memperbaiki negeri.
Termasuk mendukung ikhtiar PKS, mewarnai politik Tanah Air, dengan keluhuran pekerti dan kepedulian pada sesama, di manapun, kapanpun.