Ngelmu.co – Pihak kepolisian yang menyita laptop Moch Subchi Azal Tsani (Bechi), menyebut alat elektronik milik tersangka pencabulan itu berisi ‘horor’.
Berawal dari upaya jemput paksa di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang, Kamis (8/7/2022) lalu.
Kuat dugaan, Bechi (42), sempat berada di kamarnya, sebelum menyelinap keluar.
Salah satu tandanya adalah di kamar tersebut terdapat laptop yang masih dalam keadaan menyala.
Koordinator Jaringan Islam Anti-Diskriminasi (JIAD) Jatim Aan Anshori, bicara.
Ia menyampaikan bahwa hal itu terungkap, saat Bechi, akhirnya menyerahkan diri ke polisi, Kamis (8/7/2022) malam, pukul 23.00 WIB.
Aan mendapat informasi, bahwa polisi menyita laptop yang menjadi jejak keberadaan Bechi, sebelum ‘menghilang’.
Ia yang merasa penasaran, akhirnya bertanya kepada polisi, di mana laptop itu sekarang, dan apa saja isinya.
Namun, polisi yang mengundangnya ikut dalam penangkapan Bechi, hanya menyebut bahwa isinya ‘horor’.
Aan pun kembali bertanya, apakah isinya termasuk rekaman adegan ritual esek-esek Bechi.
Polisi itu bergeming. “Hanya tersenyum dan mengedipkan mata kirinya, seperti ingin mengatakan, ‘Ada deh’,” pungkas Aan.
Polisi menyita laptop tersebut.
Jika memang terdapat sesuatu yang mengindikasi kejahatan Bechi, maka laptop itu akan turut menjadi salah satu barang bukti.
Selanjutnya, polisi akan menggunakannya untuk menjerat Bechi di meja hijau.
Baca Juga:
- Kasus Bechi
- “Tak Cukup Jadi Korban, Kami juga dapat Ancaman…”
- Sidang Perdana: Bechi Didakwa Pasal Berlapis, 10 Pengacara Mendampingi
Sebelumnya, polisi mengaku heran dengan ‘licinnya’ Bechi.
Polisi menduga, pada Kamis (8/7/2022) pagi, Bechi berada di dalam kamarnya.
Namun, kemudian ia berhasil menyelinap keluar dari pondok saat polisi merangsek masuk.
Lalu, Bechi pun bersembunyi di rumah adik ibunya yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari ponpes.
Polisi menemukan laptop setelah menggeledah kamar Bechi.
Di saat itu, polisi mendapat informasi bahwa Bechi, bersembunyi di kamarnya.
Namun, ketika polisi berhasil masuk, yang bersangkutan sudah tidak di sana.
Aan menduga, Bechi menyelinap keluar sekitar pukul 09.00 WIB.
“Sangat mungkin [Bechi] masih di dalam pondok, saat penggerebekan. Ia menyelinap keluar pondok sekitar jam 9 pagi.”
“Sebagai catatan, pasukan brimob membuka paksa gerbang pondok sekitar jam 7.45 pagi. Saya bersama mereka.”
Demikian pernyataan Aan dalam keterangan tertulis, Sabtu, 9 Juli lalu.
Setelah pengepungan selama 16 jam, barulah Bechi menyerahkan diri.
Bechi langsung dibawa ke Markas Polda Jatim.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan pelengkapan BAP, Polda Jatim menyerahkan Bechi kepada Kejati Jatim; berikut barang bukti.
Kini, Bechi berada di Rutan Medaeng.