Ngelmu.co – Meninggalnya Komandan Brigade Persatuan Islam (Persis), Prawoto setelah dianiaya oleh orang yang pada akhirnya diketahui sebagai tetangganya sendiri, Asep Maptuh (46) menimbulkan kecurigaan yang dirasakan oleh sejumlah elemen masyarakat. Beberapa pihak tak mempercayai polisi yang menyebut Asep mengalami gangguan jiwa.
Sebab beberapa waktu sebelumnya, ulama di Bandung lainnya, KH Umar Basri juga dianiaya oleh pria bernama Asep (50) yang juga mengalami gangguan jiwa. Kedua kejadiaan penganiayaan tersebut banyak kebetulan yang terjadi. Kebetulan-kebetulan yang bisa saja membuat publik curiga.
Beberapa kebetulan yang dicatat Tim Ngelmu adalah sebagai berikut:
- Pertama, peristiwa penganiayaan berjarak dekat, kurang dari sepekan. Diawali terhadap KH Umar Basri, di Mushola Al Mufathalah, Cicalengka, Jawa Barat. Wajah ulama berusia 60 tahun itu berdarah-darah akibat kejadian tersebut, Sabtu (27/1/2018). Lalu menyusul Ustadz HR Prawoto. Komandan Brigade Persis Pusat itu tiba-tiba saja diserang dan dianiaya orang tak dikenal pada Kamis, (1/2/2018). Setelah sempat dirawat, dia akhirnya meninggal dunia.
- Kedua, kedua kejadian tersebut berlangsung di waktu yang sama yakni saat subuh.
- Ketiga, yang menjadi korban adalah ulama, sosok panutan umat. Tak ada yang meragukan keulamaan KH Umar Basri dan Ustadz Prawoto.
- Keempat, lokasi kejadian berada di Jawa Barat. Diketahui, tak lama lagi provinsi terbesar di Indonesia itu akan menyelenggarakan Pilgub pada Juni 2018. Dan Tanah Pasundan dikenal sebagai wilayah santri dan religius.
- Kelima, para pelaku kedua kejadian tersebut disebut sebagai orang gila.
“Sementara dapat disimpulkan bahwa tersangka A ini alami gangguan jiwa berdasarkan pemeriksaan awal dari dokter spesialis kejiwaan,” kata Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto soal pelaku penganiayaan KH Umar Bisri sebagamana dilansir dari Tribun Jabar.
Hal serupa juga diucapkan Irjen Agung terkait kasus tewasnya Ustadz HR Prawoto.
“Pelaku tetangga depan rumah almarhum. Pasien RS Jiwa,” kata dia seperti dikutip dari Republika.
Dalam politik, sebuah kebetulan adalah barang mewah. Lalu, jika ada lima kebetulan, tak bisa kita melarang publik untuk curiga.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol M Iqbal juga menyatakan bahwa para pelaku merupakan orang gila.
“Saat ini, pelaku semua sudah kami tangkap dan yang terakhir ini adalah pelaku A, definitif mengalami gangguan jiwa,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (2/2).
Terkait sangkaan pelaku yang mengalami gangguan jiwa, Iqbal membantah adanya perlakuan khusus kepada pelaku yang menganiaya tokoh ormas Islam tersebut.
“Oh tidak, jangan begitu. Begini, kita sama-sama elemen bangsa. Kapolri, media, itu pilar mengkuatkan NKRI, jangan di-framing-kan ke situ,” jelas Iqbal.
Iqbal juga meminta publik tentang kejadian tersebut agar tidak disangkutpautkan dengan isu-isu terkait Pilkada Jawa Barat. Saat menganiaya Ustadz Parwoto, Asep memang mengenakan kaos PDIP. Namun politikus PDIP, Eva Sundari menegaskan, Asep tak ada sangkut pautnya dengan PDIP.
“Kebetulan di Jawa Barat, jangan digatuk-gatukkan itu ada pilkada dan lain lain,” imbuh Iqbal.