“Jadi kapan pembunuh Munir, bisa tertangkap, Pak?” sahut @auk_the_awesome.
Bagi akun @galfathdidi, penuturan Mahfud pun benar. “Betul, Pak. Mirip-lah, ya, dengan pelaku penyiraman air keras ke Novel, yang ngaku-ngaku, katanya sih karena dendam pribadi.”
“Terus karena pelaku dinilai sudah mengabdi untuk negara, pelaku divonis ringan, 2 tahun,” imbuhnya.
“Menurut pendapat Prof, itu gimana, ya? Mirip-mirip dengan sinetron Ikatan Cinta, memang,” lanjutnya lagi.
Sementara pemilik akun @Arfngnwn, bertanya, “Kalau semisal, skenarionya ada yang bayar kuli bangunan buat ngaku bakar salah satu gudang, gimana tuh, Pak?”
Lebih lanjut, pengguna Twitter, @ahmadmuksit, mengatakan, “Dulu, ibu saya marahi gara-gara nonton Ikatan Cinta, karena saya anggap tontonan kurang berkualitas.”
“Enggak tahunya, selera ibu tinggi juga, setara profesor hukum, Menko. Saya menyesal pernah meledek selera ibu saya,” sambungnya.
“Semoga analisa, Prof, bisa diteruskan KPI untuk menghentikan tayangan tersebut,” harap Ahmad.
“Bukankah itu cermin hukum di Indonesia, Pak?” tanya @peni_me. “Ya, seperti gambaran sinetron yang bapak tonton.”
“Hukum bisa dibeli, Pasal bisa dibuat. Bapak sendiri yang bilang,” lanjutnya.
Baca Juga:
- Pak Luhut, yang Ini Apa Namanya?
- Mensos Risma, Ancaman Pindah ke Papua Itu Maksudnya Gimana?
- Cuit Kutipan Penyair Jerman, Fadjroel Bikin Netizen Misuh
- Instagram Jokowi Unggah Gambar yang Mirip dengan Media Turki, Begini Penjelasan Istana
Akun @inyonghaseyooo, pun mengetwit, “Nah, ini saja bapak bisa menilai, kalau ceritanya super gak logis.”
“Gimana masyarakat mau melek hukum, kalau yang disuguhkan adalah tontonan macam begini?” imbuhnya, bertanya.
Beda Mahfud, beda juga dengan Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso.
“PPKM memberi kesempatan kepada saya menonton serial sinetron Dewas KPK,” tulisnya melalui akun @BudiSetyarso.
“Ketua KPK naik heli, dibayari entah siapa, diberi sanksi ringan,” sambungnya.
“Penyidik korupsi bansos, dilaporkan saksi hanya karena mengatakan ‘gila’, diberi sanksi berat, dipotong gaji 10 persen selama 6 bulan,” imbuhnya lagi.
PPKM, lanjut Budi, juga memberinya kesempatan untuk menonton serial sinetron Cermin Ajaib.
“Nanti saya tunjukkan ke mukanya, bahwa kita terkendali,” cuit Budi.
“Saya mohon, kita semua paham, varian Delta ini tidak bisa dikendalikan,” pungkasnya, persis pernyataan salah seorang pejabat negara.