Ngelmu.co – Pidato Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tentang “Indonesia akan bubar pada tahun 2030” mendatang menjadi buah bibir di masyarakat. Terlepas dari kontroversialnya pernyataan itu, pernyataan lain yang menjadi perdebatan di publik, yaitu Prabowo mengungkapkan bahwa saat ini, 80 persen tanah di Indonesia dikuasai oleh konglomerat yang jumlahnya hanya 1 persen dari seluruh masyarakat Indonesia.
Dilansir oleh Kumparan, pernyataan Prabowo tersebut kemudian menjadi perbincangan luas. Namun, ternyata bukan hanya Prabowo saja yang mengatakan hal itu. Beberapa tokoh pun yang memiliki pandangan serupa, yakni Amien Rais dan Syafii Ma’arif yang lebih dikenal dengan sebutan Buya Syafii.
Amien Rais menyebutkan bahwa apa yang dilakukan oleh Jokowi dengan bagi-bagi sertifikat tanah merupakan sebuah kebohongan. Dalam kritik yang dilontarkan Amien memiliki kesamaan dengan apa yang disampaikan Prabowo sebelumnya, bahwa sebagian besar, 74 persen, tanah di negeri ini sudah dikuasai oleh asing.
“Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektar, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?” kata Amien, Minggu (18/3).
Jumlah yang disebutkan Amien memang berbeda 6 persen, namun pada dasarnya jumlah tersebut tetaplah besar apabila hanya dikuasai oleh 1 persen orang saja. Pernyataan tentang kepemilikan tanah ini, apabila merunut ke belakang juga pernah diucapkan oleh Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Buya Syafii. Buya Syafii pernah mengucapkan keprihatinannya soal urusan tanah ini.
“Yang cukup mengharukan adalah tanah kita ternyata 80 persen dikuasai oleh asing, 13 persen dikuasai konglomerat, sisanya tujuh dibagi untuk 250 juta jiwa,” kata Syafii Maarif dalam tulisannya yang dibacakan takmir masjid setempat saat menerima silaturahim Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sleman di Nogotirto, Gamping Sleman, Rabu (5/7/17), seperti yang diliput Ngelmu.co dari Republika.
Syafii menyampaikan keprihatinannya tersebut melalui tulisan. Tulisan Syafii tersebut dibacakan oleh takmir masjid setempat di hadapan Forkompimda yang dipimpin langsung oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo.
Selanjutnya, ada juga Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin yang juga Anggota Badan Pemantapan Ideologi Pancasila (BPIP) mengomentari urusan tanah ini, usai bertemu Jokowi, Kamis (22/3) beberapa hari yang lalu.
Ma’ruf menyatakan bahwa dirinya yakin Jokowi tidak pernah memberikan tanah di Indonesia kepada pihak asing. Terlebih, hal tersebut pernah dikatakan langsung oleh Jokowi kepada Ma’ruf.
“Dan itu (dianggap) sudah dikuasai orang, konglomeratlah. Beliau tidak memberikan. Beliau bilang kepada saya, tidak satu hektar pun memberi kepada konglomerat,” ucap Ma’ruf Amin.
Menanggapi tentang kepemilikan tanah ini, Menteri BPN Sofyan Djalil memberi tanggapan. Kata dia, isu penguasaan asing itu tidak benar.