Ngelmu.co – Pandemi Covid-19 belum usia, namun tak sedikit orang yang mulai meramaikan bandara maupun pusat perbelanjaan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Aa Gym Prihatin
Mengetahui tindakan masyarakat yang tak patuh terhadap PSBB, penceramah kondang Tanah Air, Abdullah Gymnastiar atau lebih akrab disapra Aa Gym, mengaku sangat prihatin.
Bahkan, Aa Gym menyebut, mereka yang berkerumunan tersebut seolah-olah mengkhianati perjuangan kita dalam berperang melawan Corona.
“Bagi kita yang sudah hampir tiga bulan berada di rumah, melihat kerumunan di airport (bandara), di pasar-pasar, dan di jalan-jalan, seakan-akan perjuangan dan pengorbanan kita terkhianati oleh mereka,” kata Aa Gym yang dikutip dari Detik (22/5/2020).
Terutama, kata dia, bagi para dokter dan perawat yang mempertaruhkan nyawa, aparat yang siang-malam menjaga, lembaga pendidikan yang tutup, dan masjid maupun tempat ibadah yang menjadi sepi.
Pesan Aa Gym
Aa Gym pun berpesan, agar masyarakat lainnya tidak meniru hal tersebut.
“Karena bagi kita, khususnya umat Islam, diam di rumah menjauhi kemudaratan adalah sebuah amal saleh perintah agama, bukan semata-mata PSBB,” ujarnya.
Terkait itu, Pimipinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid menyampaikan sebuah hadits Rasulullah tentang pentingnya menghindari penyakit menular.
“Seperti sabda Nabi, hindarilah orang yang terkena lepra seperti kalian menghindari seekor singa. Menjauhi kemudaratan lebih diutamakan daripada mendatangkan kemanfaatan. Tetap disiplin bertahan di rumah, ibadah pun tetap di rumah,” kata Aa Gym.
Dirinya pun sangat berharap, semoga dengan ketaatan bersama untuk tetap tinggal di rumah, denga segera Allah mengangkat wabah Corona.
Baca Juga: Kritik Konser, Din Syamsuddin: Umat Islam Tak Perlu Balas dengan Buka Masjid
“Semoga dengan kita istikamah, orang lain pun terbawa istikamah. Allah pun mengangkat wabah dan kita bisa beribadah, sekolah, bekerja dengan benar di zaman baru dan zaman yang lebih berkah,” ujarnya.
Terkait pelaksanaan shalat Idul Fitri nanti, Aa Gym mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi aturan arahan dari Majelis Ulama Indoensia (MUI)
“Kalau kita berada di zona merah, sesuai dengan anjuran guru-guru kita di majelis ulama,” pungkasnya.