Ngelmu.co – Virus Corona masih menjadi perhatian publik. Kabar terkini menyebutkan korban meninggal dunia semakin bertambah, yakni mencapai 106 orang dan 4.000 orang terinfeksi virus mematikan ini.
Ditemukan Oleh Ilmuwan Muslim
Virus ini, disebut-sebut berasal dari kelelawar ini pertama kali muncul di Wuhan, China. Sampai detik ini, belum juga ada yang berhasil menemukan obat maupun vaksin yang dapat mencegah wabah penyakit paling mengerikan ini.
Namun, ada satu hal yang belum diketahui banyak orang mengenai fakta fenomena virus yang berhasil menggemparkan dunia.
Bahwa ada seseorang yang berhasil menemukan virus tersebut untuk pertama kalinya. Siapakah dia? Dia adalah ilmuwan Muslim berkebangsaan Mesir, yakni Ali Mohamed Zai PhD (virologist) dari Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi.
Dilansir dari kesehatan muslim, Dokter M Saiful Hakim, yang juga dosen di Fakultas Kedokteran UGM, ia menyebutkan, bahwa Dokter Ali Mohamed Zaki telah berhasil mempublikasikan virus termuannya itu, di salah satu jurnal terkemuka, yaitu “The New England Journal of Medicine (NEJM)”, pada Oktober 2012 silam, bersama dengan dengan beberapa ilmuwan (virologist) dari Belanda.
Memeriksa Pasien dengan Gejala Corona
Ali awalnya mendapatkan panggilan dari doketr di sebuah rumah sakit tempatnya bertugas pada pertengahan Juni 2012 lalu. Dokter tersebut diketahui tengah menangani pasien laki-laki berusia 60 tahun dengan gejala demam, batuk, dan kesulitan bernafas.
Pada pemeriksaan selanjutnya menunjukkan, adanya proses infeksi di paru-paru. Namun sayangnya, nyawa pasien tersebut tidak dapat tertolong, akhirnya ia meninggal dunia meski telah mendapatkan perawatan secara intensif. Dan pemeriksaan di RS Soliman Fakeeh di Jeddah pun tidak dapat mengunggap apa sebenarnya penyebab infeksi pada pasien tersebut.
Hingga akhirnya, sampel yang berasal dari pasien tersebut dikirimkan ke Erasmus Medical Centre (EMC) di Rotterdam, Belanda. Di laboratorium inilah hasilnya baru diketahui. Bahwa penyebab infeksi pasien tersebut berasal dari virus varian baru dari jenis coronavirus.
Karena virus itu diisolasi pertama kali di EMC, virus itu kemudian diberi nama HCoV EMC (Human CoronaVirus Erasmus Medical Center). Berdasarkan analisis, virus HCoV EMC tersebut, sangat dekat hubungannya dengan coronavirus yang ditemukan pada kelelawar (bat coronavirus, yaitu BatCoV-HKU5 dan BatCoV-HKU4).
Kendati demikian, pada saat itu, belum diketahui pasti bagaimana cara mekanisme penularannya dapat terjadi ke manusia. Kini, setiap ilmuwan di seluruh dunia yang membicarakan dan mempublikasikan kasus atau riset berkaitan dengan virus MERS-CoV pasti merujuk pada artikel NEJM yang ditulis oleh Profesor Dokter Ali Mohamed Zaki tersebut.
Baca Juga: Corona, Cara Allah ‘Menegur’ Kesombongan Manusia
Dengan adanya ilmuwan Muslim yang dapat menemukan virus ini untuk pertama kalinya, membuktikan bahwa Agama Islam, sejatinya sangat berkaitan erat dengan sains dan juga teknologi. Karena agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa Sallam ini, adalah agama yang terbuka dengan kemajuan dan ilmu pengetahuan. Jadi, ketika ada yang beranggapan bahwa Islam alergi terhadap hal tersebut, itu sangat keliru dan tidak benar.
Bahkan, dalam perspektif hadis Nabi, setiap muslim diwajibkan (fardlu ‘Ain) menuntut ilmu pengetahuan untuk menegakkan urusan-urusan agamanya. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:
“Wa qul Robbi zidni ‘ilman (dan katakanlah, ‘wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS Thaha: 114)
Adapun anggapan yang menilai Islam tidak peka terhadap ilmu pengetahuan telah terjawab dengan adanya fakta ini. Semoga Allah Ta’ala memberi jalan keluar atas musibah virus corona ini.
Wallahu A’lam Bisshowab.