Ngelmu.co – Sejauh ini, Cina, memiliki lima kandidat vaksin COVID-19 dari empat perusahaan farmasi lokal. Di mana Bahrain dan Uni Emirat Arab, telah menggunakan dua di antaranya, yakni produksi Sinovac dan Sinopharm.
Namun, mengutip South China Morning Post, pada 2021, Negeri Tirai Bambu itu akan turut memesan vaksin COVID-19 buatan perusahaan Jerman-Amerika Serikat, Pfizer/BioNTech.
Shanghai Fosun Pharmaceutical Group [perusahaan farmasi Cina], menyebut akan membeli setidaknya 100 juta dosis.
Pihaknya, menunggu persetujuan pemerintah untuk menggunakannya tahun depan.
Baca Juga: Klarifikasi Bio Farma, “Efikasi Calon Vaksin COVID-19 dari Sinovac Belum dapat Ditentukan”
Pfizer sendiri merupakan perusahaan farmasi berbasis di AS.
Pfizer telah bermitra dengan Fosun Pharma untuk pengembangan serta distribusi vaksin di Cina.
Sementara Fosun Pharma, menyatakan bahwa pengadaan vaksin kali ini, akan didatangkan dari fasilitas produksi BioNTech di Jerman.
“Kami senang dapat menyepakati perjanjian terkait pasokan vaksin dengan BioNTech, yang merupakan langkah penting dalam upaya Fosun Pharma dan BioNTech untuk mencapai aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di Cina.”
Demikian kata Pemimpin dan CEO Fosun Pharma, Wu Yifang.
Proses penyuntikan pertama vaksin Pfizer-BioNTech, telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir, di Inggris, AS, dan Kanada.
Pfizer/BioNTech, mengklaim jika vaksin tersebut 95 persen efektif melawan COVID-19.
Sejak Juli lalu, Cina, telah menyetujui otorisasi sejumlah kandidat vaksin buatan perusahaan lokal untuk penggunaan darurat.
Setidaknya, hampir satu juta orang telah menerima penyintikan vaksin Sinopharm dengan izin penggunaan darurat.
Cina sendiri, menerbitkan izin penggunaan terbatas vaksin Sinovac dan Sinopharm, sebelum keduanya lulus uji coba tahap tiga.