Selain soal cinta dan jodoh, Gus Baha juga kerap mengingatkan tentang betapa mudahnya beribadah.
Ia menyampaikan hal ini, saat menjelaskan bahwa Rasulullah, pernah ditanya oleh sahabat, tentang perbuatan baik yang paling utama.
Rasulullah pun menjawab, yakni iman kepada Allah, dan berjuang di jalan-Nya. Termasuk memerdekakan hamba sahaya.
Sahabat pun kembali bertanya, tentang amal kebaikan yang dapat dikerjakan, jika tidak mampu mengerjakan yang memerlukan biaya.
Maka Rasulullah, menjelaskan kepada sahabat, untuk menolong orang yang bekerja ataupun yang tidak punya pekerjaan.
“Kalau misalnya kebaikan yang butuh biaya tidak mampu, termasuk berhaji, berzakat, sedekah…”
“Kata Nabi, tolonglah ahli krearif, pekerja rumahan, atau apa saja, atau kamu, membantu orang yang enggak punya pekerjaan,” jelas Gus Baha.
Namun, sahabat bertanya lagi, tentang kebaikan lain, jika menolong orang lain juga tidak sanggup.
Rasulullah menjawab:
تَكُفُّ شَرَّكَ عَن النَّاسِ فَإِنَّها صدقةٌ مِنْكَ على نَفسِكَ
“Tahanlah keburukanmu. Jangan sampai mengenai orang banyak.”
“Amalan se-demikian itu pun merupakan sedekah daripadamu, untuk dirimu sendiri, yakni tidak mengganggu orang lain.”
“Jadi, kamu ber-Islam, cukup menjaga supaya kejelekanmu tidak punya imbas kepada orang lain.”
“Jadi, kalau tidak bisa berbuat baik, potensi keburukan kita, jangan sampai menimpa orang lain.”
“Keburukan itu bisa kriminal kejahatan pidana, atau merugikan orang lain.”
“Atau kejahatan yang tidak sampai kriminal, tapi mengganggu orang lain,” ujar Gus Baha.
Baca Juga:
Ia juga menjelaskan, bahwa berkunjung ke tempat orang lain untuk menghilangkan penat adalah hal yang keliru.
Apalagi jika pemilik rumah sedang dalam keadaan sibuk, dan menjadi sulit melewati hari ketika harus menemui tamu.
Maka menurut Gus Baha, saat seseorang mempunyai masalah pun emosi, kemudian memutuskan untuk berdiam diri, juga merupakan kebaikan.
Sebab, dengan demikian, potensi keburukan juga tercegah.
“Jadi, kaidah dalam Islam itu, kalau tidak bisa berbuat baik, potensi keburukan kita jangan sampai menimpa orang lain.”
“Sehingga, Islam menyarankan, menyepi ketika kita penat, bawaannya emosi, itu sebaiknya tidak jalan-jalan.”
“Dalam kondisi penat, emosi, itu sebaiknya menutup diri.”
“Sehingga, kata Rasul, pada zaman akhir, di antara kebaikan itu, kamu meninggalkan manusia, aktivitasnya.”
“Supaya tidak kena keburukan kamu,” terang Gus Baha.