Ngelmu.co – Nilai rupiah terpuruk menghadapi perkasanya dolar. Bahkan nilai rupiah terhadap dolar sempat mencapai lebih dari Rp15.000 di awal September 2018 ini. Terkait hal itu, aksi nyata dilakukan oleh Sandiaga Uno yang menukarkan 35% dolar miliknya dengan rupiah.
Tidak berhenti sampai di situ, karena dirasa kurang membantu penguatan nilai rupiah, Sandiaga pun kembali menukarkan dolar miliknya ke rupiah. Namun, aksi nyata bela negara yang dilakukan Sandiaga, dikritik oleh Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni.
Raja Juli menanggapi bahwa langkah bakal cawapres 2019, Sandiaga Uno, menukarkan dolar miliknya ke rupiah dan mengimbau agar pejabat negara lainnya bisa mencontoh langkahnya secara logika ekonomi menguntungkan dirinya pribadi.
Raja Juli menyebutkan bahwa dirinya tidak memiliki dolar seperti Sandi. Selanjutnya, menurut Raja Juli, secara logika ekonomi, menukar dolar saat nilai tukarnya terhadap rupiah sedang tinggi pasti menguntungkan orang yang menukarnya.
“Pasti lebih untung karena ada selisihnya. Jadi, itu menguntungkan bro Sandi secara personal,” kata Raja Juli yang dikutip dari Republika, Kamis (6/9).
Meski demikian, Raja mengaku bahwa ia menyambut baik cara Sandiaga menukar dolar ke rupiah. Raja Juli mengatakan menukarkan dolar saat nilai tukarnya sedang tinggi seperti saat ini akan mempunyai efek positif kepada pasar.
Raja juga menyatakan bahwa imbauan agar pihak lain, termasuk pejabat, menukar dolar ke rupiah memang baik. Namun, Raja Juli mengatakan bahwa ada hal yang lebih penting melihat apa yang dikerjakan pemerintahan Jokowi mengatasi lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Raja Juli menyampaikan bahwa Jokowi sudah melakukan upaya seperti rapat koordinasi mengecek kebijakan fiskal dan moneter. Rapat koordinasi tersebut memriksa secara detail defisit anggaran berjalan, mengurangi barang-barang impor dan mengedepankan ekspor. Raja Juli menilai, rapat koordinasi yang dilakukan Jokowi lebih fundamental dari menukar dolar menjadi rupiah.
Langkah-langkah yang dilakukan Jokowi, kata Raja Juli, itu penting karena persoalan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar sekarang ini bukan datang dari dalam negeri. Afapun masalah terbesar dari lemahnya rupiah adalah memang soal policy (kebijakan) The Federal Reserve yang menaikkan suku bunga sehingga dolar balik ke negara asalnya.