Ngelmu.co – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, menceritakan awal dari silaturahmi yang terjalin antara partainya dengan Partai NasDem, beberapa waktu lalu.
Cerita di Balik Rangkulan NasDem-PKS
Sebelumnya, di sebuah pertemuan, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, memuji kader-kader PKS yang ia anggap pintar.
Namun, kata Sohibul, Surya mengatakan jika dirinya tak suka, jika ada sosok yang radikal di internal partai dakwah itu.
Tak ingin salah paham berkembang, Sohibul pun menantang Paloh, untuk membuktikan adanya radikalisme di PKS.
“Saya langsung koreksi pada beliau, ‘Bang tolong jangan sembarang bicara. Kalau abang mendengar orang radikal, kemudian di-identifikasi orang PKS, silakan lapor kepada saya’,” tuturnya bercerita, di Hotel Borobudur, Jakarta Selatan, Sabtu (16/11).
Sohibul mengaku, akan melacak orang yang dimaksud radikal, jika memang ditemukan.
Tetapi lagi-lagi dirinya berani menjamin, jika apa yang ditudingkan kepada pihaknya, tidak akan ditemukan, karena di internal PKS, memang tak ada radikalisme.
Bahkan, PKS bertekad menjadi kanal moderasi, dari kecenderungan radikalisme, terutama di kalangan generasi muda.
Tak hanya sekali, hal yang sama kembali terjadi, pada pertemuan Sohibul dan Paloh, di pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu, November 2017 lalu.
“Beliau bicara begitu lagi. Tapi saya tantang lagi, ‘Ada enggak, Bang punya bukti itu?’ Beliau enggak bisa, tidak menemukan itu,” kata Sohibul, seperti dilansir Tempo.
Baca Juga: Enam Keputusan Strategis Hasil dari Rakornas PKS 2019
Tantangan itulah, yang akhirnya berujung pada silaturahmi, hingga rangkulan antara Sohibul dengan Paloh.
Ia yang ditemani Sekretaris Jenderal PKS, Mustafa Kamal dan fungsionaris PKS lainnya, makan siang bersama Paloh dan jajaran Partai NasDem lainnya.
Dalam kesempatan itu, selama kurang lebih dua jam mereka berdiskusi, Sohibul menjelaskan imajinasi orang tentang partainya.
“Di situ kemudian Bang Surya ada keyakinan tentang PKS ini, maka terjadi pertemuan, terjadi rangkulan,” jelasnya.
Sohibul menegaskan, PKS menolak radikalisme dan paham-paham lain yang bertentangan dengan Pancasila, konstitusi, NKRI, dan kebhinnekaan.
Partainya, aku Sohibul, akan selalu berpegang pada empat konsensus Indonesia itu.
“Kami mengajak kepada partai-partai lain, tolong jangan lagi menggunakan isu itu untuk alat menghantam pihak-pihak lain,” pungkasnya.