Ngelmu.co – Rashida Tlaib merupakan satu-satunya anggota Kongres Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina.
Ia mencuri perhatian saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, bicara di depan Kongres AS [DPR dan Senat] di Washington DC, Rabu (24/7/2024) waktu setempat.
Rashida, memprotes kehadiran Netanyahu dengan membawa poster bertuliskan War Criminal alias ‘Penjahat Perang’, dan Guilty of Genocide atau ‘Bersalah atas Genosida’.
Ia juga mengalungkan syal yang menjadi simbol perlawanan Palestina, yakni keffiyeh.
“Saya tidak akan pernah mundur dalam menyampaikan kebenaran kepada pihak yang berkuasa,” tulisnya melalui akun X @RashidaTlaib.
“Pemerintah apartheid Israel, melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Palestina tidak akan terhapuskan,” tegas anggota DPR dari daerah pemilihan Michigan itu.
Rashida juga menyoroti aksi massa anti-Netanyahu di luar gedung kongres yang lazim disebut Capitol.
“Solidaritas dengan semua orang yang berada di luar tembok ini, di jalan-jalan, yang memprotes dan menggunakan hak mereka untuk berbeda pendapat.”
Sebelumnya, Rashida juga menyerukan penangkapan terhadap Netanyahu, dan memprotes undangan bagi Netanyahu untuk bicara di depan Kongres AS.
“Netanyahu adalah penjahat perang yang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.”
“Sungguh memalukan bahwa para pemimpin dari kedua partai, mengundangnya untuk berpidato di Kongres.”
“Netanyahu harus ditangkap dan dikirim ke Pengadilan Kriminal Internasional,” tegas Rashida.
Baca juga:
Pidato Netanyahu di Kongres AS, memang disambut standing ovation [tepuk tangan sambil berdiri].
Rashida juga ikut berdiri. Namun, ia tidak tepuk tangan, melainkan berkacak pinggang, sembari mengangkat poster bertuliskan ‘Bersalah atas Genosida’.
Ia juga menyebut kehadiran Netanyahu yang mendapat tepuk tangan meriah di Kongres AS itu menjijikkan.
Sebelumnya, Rashida, disebut akan absen saat Netanyahu pidato di Kongres AS.
Namun, rupanya ia hadir, tetapi lengkap dengan membawa poster protes.
Dalam pidatonya di Kongres AS, Netanyahu, menyerukan dukungan anggota parlemen AS terhadap serangan Israel di Gaza.
Pria lansia itu juga menyampaikan rencana ‘deradikalisasi’ Gaza, pasca-serangan.
Bukan cuma Rashida yang memprotes kehadiran Netanyahu. Ribuan pendukung Palestina juga mendemo.
Mereka demo di luar gedung Capitol, maupun tempat Netanyahu, menginap, yakni di Hotel Watergate.
Bahkan, senator Bernie Sanders dari Vermont juga mengecam kehadiran Netanyahu.
“Sejak perang di Gaza, dimulai, setidaknya, 39.000 warga Palestina, telah terbunuh, dan 89.000 lainnya luka-luka.”
“Netanyahu adalah penjahat perang. Ia seharusnya tidak berpidato di depan Kongres,” tegasnya melalui akun X @SenSanders.
Baca juga:
Pada Rabu (24/7/2024) waktu setempat, ribuan pengunjuk rasa, mengibarkan bendera Palestina, dan membakar bendera AS di luar Union Station, Washington.
Demonstrasi ini bersamaan dengan kunjungan Netanyahu.
Hanya beberapa kilometer dari Union Station, polisi menyemprotkan merica ke arah ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina yang berkumpul di luar Gedung Capitol tersebut.
Sampai malam hari, para pengunjuk rasa masih berkumpul di luar Hotel Watergate, tempat Netanyahu, menginap.
Mereka menuntut AS, menghentikan bantuan militer ke Israel.
Polisi Capitol AS, menyatakan pengunjuk rasa mencoba melintasi blokade dan tidak mundur saat diminta, sehingga mereka menggunakan semprotan merica.
“Kami menggunakan semprotan merica kepada siapa pun yang mencoba melanggar hukum dan melewati garis polisi,” kata polisi dalam pernyataannya, mengutip Reuters.
Sarah Bowles–seorang teknisi farmasi dari Delaware yang hadir dalam protes–mengatakan bahwa pengunjuk rasa, tidak menjadi ancaman bagi polisi.
“Kami bukan ancaman,” tegasnya, sembari membantu pengunjuk rasa yang terluka.
Kelompok pro-Palestina dan mahasiswa di AS, telah melakukan protes selama berbulan-bulan terhadap serangan Israel di Gaza.
Serangan pasukan penjajah Israel yang hingga detik ini telah membunuh puluhan ribu warga Palestina.
Baca juga:
Saat berpidato di depan Kongres AS, Netanyahu, mengaku punya pesan untuk para pengunjuk rasa.
Ia menyebut mereka sebagai orang bodoh yang akan berguna bagi Iran.
Netanyahu juga menekankan bahwa para pengunjuk rasa, didukung oleh rezim yang melakukan kejahatan kemanusiaan.
Para pengunjuk rasa membantah tuduhan murahan itu dengan menyatakan demonstrasi mereka adalah respons terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.
Kejahatan, dan serangan darat pun udara yang terang-terangan terus dilakukan oleh Israel, dan belum ada aksi nyata dari pihak dunia.
Baca juga:
Lusinan anggota parlemen dari Partai Demokrat juga memboikot pidato Netanyahu.
Mereka menyatakan kekecewaannya atas kematian dan krisis kemanusiaan di Gaza.
Beberapa aktivis, termasuk aktor pemenang Oscar, Susan Sarandon juga berbicara di panggung protes.
Ia mengutuk jumlah korban terbunuh di Gaza, akibat serangan biadab Israel.
Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), menyatakan, pihaknya punya alasan valid bahwa Netanyahu–dan para pemimpin Hamas–bertanggung jawab atas dugaan kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.