UTAMAKAN MELIHAT AIB DIRI
Inilah diantara cahaya yang menerangi perilaku seorang penyeru kebaikan, lebih banyak memperhatikan aib (kekurangan) diri daripada sibuk melihat kekurangan orang lain.
Seorang Ulama dari Bashrah, As-Sarri As-Saqathi mengatakan,
ان في النفس لشغلا عن الناس
“Sesungguhnya pada diri ada kesibukan yang seharusnya membuat orang tak mau memikirkan keburukan orang lain.”
Selanjutnya ia mengatakan,
“Aku tidak pernah melihat hal yang lebih menghilangkan amal baik, lebih merusak hati, dan cinta kekuasaan selain daripada pengetahuan seseorang yang kurang terhadap kekurangan diri, sementara ia sibuk memandang kekurangan orang lain.”
Sebab-sebab suka mencela orang lain:
1. Sikap membela diri dengan menganggap kritik orang lain sebagai serangan.
2. Lalai (ghaflah) dari mengingat Allah.
3. Menyembunyikan kebaikan orang lain.
An-Nassabah Al-Bakri menyampaikan, “Apakah musuh muru’ah (akhlak mulia)? Apabila melihat kebaikan, mereka menyembunyikannya. Namun apabila melihat kekurangan saudaranya, mereka menyebarluaskannya.”
Obat penyakit hati ini adalah:
1. Muraqabatillah (mengawasi kehadiran Allah yang Maha Dekat dengan diri).
2. Mengetahui tentang kekurangan dirinya.
3. Taubat kepada Allah seraya diam dari aib saudaranya.
4. Menasehati saudaranya karena Allah secara diam-diam.
5. Ia berdo’a kepada Allah untuk saudaranya dengan merendahkan dirinya.
Mereka yang mengamalkan, biidznillah sempurnalah cahaya ketujuh ini. Hati yang sehat, jiwa yang tenang, dan pikiran yang jernih akan memudahkan kerja-kerja dakwah lebih maksimal. Karena darinya akan terbangun jembatan yang menghubungkan persaudaraan menuju barisan yang kokoh.
Wallahu a’lam bisshawwab
@Wirianingsih
#RenunganUntukParaDa’i
—–
Disarikan dari Al-‘Awaiq, M Ahmad Ar-Rasyid.