Ngelmu.co – Kepala Pusat Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Chandra Wijaya mengatakan posisi Kepala Staf Angkatan Darat tak bisa diganti begitu saja. Chandra mengatakan bahwa KSAD tak semata-mata bisa diganti karena alasan tak menggelar nonton bersama film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI.
Pernyataan Chandra trsebut ditujukan merespons pernyataan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam wawancara di sebuah media massa. Sebelumnya, Gatot dalam wawancara itu menyarankan agar KSAD Jenderal Mulyono melepas pangkatnya jika takut menggelar ‘nobar’ film tersebut
Selain itu, Chandra mengatakan bahwa pergantian pucuk pimpinan tertinggi TNI AD hanya bisa dilakukan lewat keputusan presiden dan atas rekomendasi dari Panglima TNI.
Baca juga: Gatot Minta KSAD Pulang Kampung Jika tak Berani Putar Film G-30S/PKI
“Kalau pak Kepala Staf dilantik dan diberhentikannya ya oleh Pak Presiden, atas usulan Panglima TNI, jadi Presiden yang punya hak dan policy-nya untuk pemberhentian KSAD,” papar Chandra, Jumat (21/9) dikutip dari CNNIndonesia.
Chandra mengakui bahwa pihaknya belum menerima komando dari Mabes TNI AD maupun Mabes TNI untuk menyelenggarakan ‘nobar’ film tersebut.
“Untuk perintah nonton [film G30S/PKI] memang belum ada komando dari atas, dari Mabes TNI maupun dari Mabes TNI AD belum mengeluarkan itu,” cetus Chandra.
Namun, Chandra menegaskan bahwa TNI tetap meyakini bahwa paham komunisme merupakan bahaya laten yang patut diwaspadai. Chandra mengatakan bahwa ideologi komunisme berpotensi untuk merongrong ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia saat ini. Apalagi, tutur Chandra, Ketetapan MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) belum dicabut oleh pemerintah. Oleh karena itu, menurut Chandra, segala hal yang berbau paham komunis, termasuk pelarangan penyebarluasan ajaran komunisme, leninisme dan marxisme merupakan hal terlarang.
Chandra pun menegaskan bahwa TNI AD rutin memperingati hari peristiwa G30S/PKI itu dengan berbagai kegiatan di Lubang Buaya, seperti melaksanakan acara doa bersama dan menggelar upacara Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober.
Diberitakan sebelumnya bahwa Gatot menantang keberanian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAD Jenderal Mulyono untuk memutar kembali film G-30S PKI. Gatot menyebut jika KSAD tidak berani memerintahkan untuk menggelar acara nonton bareng ‘nobar’ film G30S PKI, maka ia ragu KSAD akan mampu memimpin prajurit pemberani seperti Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD.
“Kok KSAD-nya penakut. Ya sudah pantas lepas pangkat,” kata Gatot melalui akun Instagram pribadinya @nurmantyo_gatot, Kamis (20/9).
Diketahui bahwa Gatot selama menjabat sebagai Panglima TNI memang sempat disorot karena menginstruksikan seluruh prajurit menggelar ‘nobar’ film Penumpasan Penghianatan G30S PKI. Adapun alasan Gatot menggelar acara nobar saat itu adalah agar bangsa Indonesia tidak melupakan peristiwa kelam yang terjadi pada malam 30 September 1965.