Ekonom senior DR Rizal Ramli mengatakan saat ini daya beli masyarakat memang terjadi penurunan. Salah satunya diakibatkan kebijakan pemerintah yakni austerity program atau pengetatan/pemotongan anggaran.
“Jadi kalau masih ada yang mengatakan daya beli enggak turun, saya mohon maaf, daya beli betul-betul turun,” kata Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini saat peresmian Kantor Kas BNI 46 di Universitas Bung Karno, Jakarta, Rabu (29/11).
Di kampus yang beralamat di Jalan Pegangsaan itu, Rizal menjabat sebagai Ketua Dewan Kurator UBK.
Rizal pun memberikan fakta yang menyebabkan daya beli menurun. Misalnya, di Batam pertumbuhan ekonominya minus 2 persen, lalu kemudian di Aceh minus 3 persen, begitu juga di daerah-daerah lain.
“Itulah hasil dari austerity program,” kata Rizal.
Dia menceritakan, tahun 2016 lalu saat dirinya diminta oleh Menteri Ekonomi Yunani untuk membuat memo kepada Perdana Menteri Yunani Alexis Tsiparas untuk memberikan saran kepada Pemerintah Yunani guna mengatasi persoalan ekonomi.
“Menteri Ekonomi Yunani minta saya tulis memo sama PM-nya, ada enggak sih alternatif di luar austerity,” kenang Rizal.
Pasalnya, lanjut dia, kebijakan austerity program telah tiga kali dicoba oleh Yunani dan tiga kali juga gagal, sehingga menyebabkan negara itu bangkrut.
“Di Yunani tiga kali dicoba dan tiga kalinya gagal. Dan ekonomi Yunani makin ke bawah,” pungkas Rizal.