Ngelmu.co – Ketua RT berinisial D dan beberapa warga, membubarkan sejumlah mahasiswa Katolik di kawasan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), saat mereka tengah ibadah Rosario.
Menurut Lurah Babakan Teten Haryanto, D, mengaku pernah menegur mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) tersebut, karena melakukan ibadah di malam hari.
“Sebelumnya, Pak RT pernah cerita, pernah ada ibadah yang mungkin lewat jamnya waktu istirahat.”
“Mungkin lewat jam sembilan atau jam sepuluh malam, mungkin ada laporan dari masyarakat yang terganggu,” kata Teten, Selasa (7/5/2024).
Menurutnya, D melakukan peneguran ini jauh sebelum adanya kejadian pembubaran ibadah doa Rosario pada Ahad (5/5/2024) malam lalu.
“Ya, ‘kan ibadah kita semua berbeda-beda, ya, caranya. Kebetulan waktu itu ditegurnya pas pagi hari. Besoknya ditegur.”
“Itu kejadian sebelumnya, sebelum kejadian ini. Kalau yang malam kemarin ‘kan hari itu sedang beribadah, spontanitas, gitu.”
Teten juga mengatakan, terkait dengan adanya kegiatan ibadah maupun kegiatan lainnya, tidak pernah ada laporan ke pihak kelurahan.
Namun, informasi yang Teten dapat dari masyarakat adalah di kontrakan tersebut memang kerap dilakukan kegiatan ibadah atau doa bersama.
Berdasarkan informasi, kegiatan ibadah ini tidak dilakukan tiap hari atau tiap malam.
Teten mencontohkan, kegiatan ibadah seperti pengajian majelis taklim yang dilakukan oleh muslim.
“Sebetulnya, terkait langsung laporan Pak RT sendiri atau Pak RW, warga, kepada kami, kepada kelurahan, tidak ada laporan.”
“Cuma yang kami dengar informasi dari masyarakat, memang kadang ada ibadah yang dilakukan di kontrakan ini, di kosan ini.”
“Cuma tidak tiap malam atau tidak tiap pekan, mereka juga kayak giliran, gitu. Kayak taklim kalau umat muslim, mah. Kirim doa lah.”
Baca juga:
Lalu, Teten mendapat informasi dari pendeta Katolik soal kegiatan ibadah yang dilakukan.
“Kebetulan kemarin juga karena kita dengan pendeta Katolik, dapat informasi, ‘Pak Lurah, bahwa bulan ini tuh sedang bulan Bunda Maria’. Kalau kata orang muslim, mah, lagi Maulid Nabi,” kata Teten.
“Kan suka keliling tuh masyarakat, Maulid Nabi. Nah, kebetulan dia baru hari kelima, melakukan doa untuk Bunda Maria. Kebetulan kelilingnya pas lagi di kontrakan sini.”
Teten menyatakan, dari pihak pemerintah, khususnya Kelurahan Babakan, akan memaksimalkan peraturan daerah terkait dengan ketertiban umum.
“Langkah dari pemerintah, tentunya ini tadi saya sampaikan, ini evaluasi, pelajaran buat kami.”
“Terkait dengan aturan, peraturan daerah, dan lain-lain tentang ketertiban umum. Tentunya kita coba maksimalkan.”
“Tapi ‘kan kita mengantisipasi, meminimalisir untuk hal-hal yang negatif, tentunya kita akan mengatur terkait aturan-aturan ketertiban umum yang ada di lingkungan,” pungkas Teten.
Sebagai informasi, D dan beberapa warga, membubarkan sejumlah mahasiswa Katolik yang tengah beribadah.
Akibatnya, polisi menetapkan empat orang tersangka dalam kasus ini.
Sebab, warga menggeruduk peribadatan mahasiswa tersebut pada Ahad (5/5/2024) malam.
Kejadian ini terekam video amatir, dan viral di media sosial.
Kapolres Tangsel AKBP Ibnu Bagus Santoso, menjelaskan, kasus ini berawal ketika para mahasiswa, melakukan doa bersama.
Kegiatan berlangsung di sebuah rumah di kawasan Setu, Tangsel, Ahad, 5 Mei 2024, sekitar pukul 19.30 WIB.
“Selanjutnya, datang seorang laki-laki dengan inisial D, berupaya membubarkan kegiatan tersebut dengan cara berteriak.”
Demikian pernyataan Ibnu dalam jumpa pers di Mapolres Tangsel, Selasa (7/5/2024).
Tidak lama berselang, sejumlah orang berdatangan. Keributan pun terjadi, hingga mengakibatkan terjadinya kekerasan terhadap korban.
Aparat kepolisian beserta pemerintah setempat, turun tangan, menyelidiki kasus ini.
Polisi kemudian menangkap dan menetapkan empat orang tersangka dalam kasus ini, termasuk ketua RT setempat.
Simak rentetan faktanya di sini…