Ngelmu.co – Partai Demokrat di Amerika Serikat (AS), mengajukan pendirian kantor khusus, guna memerangi Islamofobia.
DPR pun menyetujui rancangan undang-undang (RUU) terkait, pascapenghinaan bernada antiIslam yang terlontar dari anggota Kongres AS.
Beberapa waktu lalu, politikus Partai Republik tersebut melontarkan pernyataan kepada politikus Partai Demokrat.
Adapun RUU, berisi rencana pembentukan kantor Departemen Luar Negeri AS, yang dikhususkan untuk mengatasi perilaku bias antiMuslim di negara tersebut.
Pengambilan suara DPR AS menghasilkan 219 anggota mendukung RUU, sementara 212 lainnya menolak.
Dari jumlah anggota di parlemen AS [221 politisi Demokrat dan 213 politisi Republik], hanya tiga anggota yang tidak mendukung ataupun menolak.
Ilhan Omar merupakan anggota DPR yang memprakarsai RUU tersebut, dengan menyebut di dalamnya, bahwa AS akan membentuk utusan khusus.
Tujuannya adalah untuk memantau sekaligus memerangi Islamofobia, dan memasukkan kekerasan antiMuslim yang disponsori negara, dalam laporan HAM [hak asasi manusia] tahunan Deplu AS.
“Kita [rakyat AS] berada di tengah meningkatnya kekerasan dan diskriminasi antiMuslim yang mengejutkan di seluruh dunia.”
Demikian jelas Ilhan di Gedung DPR AS, Rabu (15/12/2021), seperti Ngelmu kutip dari Reuters.
“Islamofobia memiliki cakupan global, dan kita [AS] harus memimpin upaya global untuk mengatasinya,” tegasnya.
Baca Juga:
Sebagai informasi, beberapa pekan sebelumnya, beredar sebuah video dari anggota parlemen Partai Republik, Lauren Boebert.
Ia, memanggil Ilhan, dengan sebutan ‘pasukan jihad’.
Perlu diketahui, Ilhan merupakan anggota kongres perempuan AS kelahiran Somalia.
Politikus muslim tersebut juga telah dua kali menjabat sebagai wakil rakyat di negeri Paman Sam.
Komentar Lauren pun menjadi persoalan, lantaran bernuansa SARA.
Fraksi Parta Demokrat meresponsnya dengan menggelar pemungutan suara atas pernyataan serampangan Lauren.
Ia juga menuai kritik dari anggota dewan Partai Republik, Nancy Mace.
Namun, Partai Republik malah mengecam RUU terkait, serta menilai langkah DPR, terburu-buru.
Seolah tidak cukup, perdebatan RUU baru mereda setelah sekitar satu jam berlangsung.
Lalu, anggota Kongres Partai Republik, Scott Perry, juga menuduh Ilhan, antiSemit dan berafiliasi dengan organisasi teroris.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR menekankan bahwa pernyataan Perry yang meragukan reputasi Ilhan, sangat tidak pantas.