Ngelmu.co – Kasus seorang wanita yang membawa anjingnya masuk ke Masjid Al Munawaroh, Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 14.00 WIB, Ahad (30/6) kemarin, sukses menghebohkan publik. Bagaimana tidak, pelaku yang berinisial SM (52), telah mengusik ketenangan masyarakat, khususnya para jamaah masjid tersebut serta warga sekitar.
Bahkan, umat Muslim yang tak ada di lokasi kejadian, tetapi mengetahui pemberitaan ini pun, mayoritas mengaku merasakan hal yang sama. Marah, kecewa, sedih, dan merasa rumah ibadah tak lagi dihargai.
Perilaku wanita ini jauh dari kata santun, karena selain membawa anjing masuk ke dalam masjid, ia juga menginjak-injak bagian dalam masjid tanpa melepas alas kakinya. Seolah berdiri tanpa etika, ia sama sekali tidak menghargai kesucian masjid, tempat ibadah umat Islam.
Melansir dari berbagai sumber, hampir semua pihak memahami bahwa apa yang dilakukan oleh SM bukanlah hal yang benar.
Tindakannya yang melayangkan pukulan kepada salah satu jamaah masjid juga disayangkan, dan tidak bisa dibenarkan, apa pun alasannya.
Namun, ada hal yang terdengar dari video yang beredar luas di media sosial itu, yakni SM marah dan emosi, karena ia mendengar kabar bahwa suaminya akan dinikahkan di masjid tersebut. Benarkah demikian?
Dari keterangan salah seorang jamaah masjid yang juga menjadi saksi peristiwa ini mengatakan, apa yang disangkakan oleh SM terkait suaminya yang akan dinikahkan di masjid Al Munawaroh, tidaklah benar.
Maka, motif dari tindakan SM jelas perlu untuk didalami lagi. Jika memang dasar aksi tidak beretikanya ini bermula dari sebuah informasi yang salah, maka siapa yang telah memberikannya informasi itu? Dan adakah motif yang mengarah pada aksi memecah belah kerukunan antar umat beragama di sini?
Sementara untuk kita, semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga, agar kejadian serupa tak lagi perlu terulang.
Sebab, menciptakan keharmonisan serta kerukunan umat beragama, khususnya mereka yang hidup di sekitar lokasi tempat ibadah adalah sebuah keharusan.
Bukan hanya etika masuk ke dalam Masjid, tapi juga tempat ibadah lainnya, seperti Gereja, Vihara, dan lain sebagainya
Kita bisa hidup berdampingan, selama menjunjung tinggi rasa saling menghormati kepercayaan masing-masing.
Sebagai tempat ibadah umat Islam, Masjid memiliki aturan-aturan penghormatan tertentu. Begitupun dengan Gereja dan tempat-tempat ibadah agama lain. Maka, dengan saling mengetahui dan menerapkan aturan yang berlaku, tindakan kita pun akan lebih terkendali.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Aa Gym: Allah Tak Pernah Lalai
[/su_box]
Berbahaya memang ketika emosi menguasai diri, karena pada saat itu terjadi, seseorang seakan kehilangan kontrolnya. Namun, ketika emosi sudah mereda, dan kemarahan telah padam, penyesalanlah yang muncul kemudian.
Apa pun itu, semoga ke depannya bangsa kita bisa tetap hidup rukun.
Sementara untuk hukum, semoga bisa berdiri tegak di atas keadilan. Tidak pandang bulu, tidak tumpang tindih, tidak tumpul ke teman, dan tajam ke lawan.
Semoga … asa itu masih ada.