Semenjak hijrah, Babah, juga tak pernah lagi minum sembari berdiri.
Ia selalu mengambil posisi setengah duduk, jika lapangan tak menyediakan tempat duduk.
Sikapnya ini juga menjadi perbincangan, karena kebanyakan atlet memang minum sambil berdiri saat jeda pertandingan.
“Saya hanya berusaha menerapkan ajaran agama Islam, semampu yang saya bisa,” tuturnya.
“Semuanya mengalir begitu saja. Kalaupun perilaku saya di tengah lapangan, kemudian menjadi viral di media sosial, saya tidak memikirkannya,” sambung Babah.
“Kalau ada yang menggangap baik dan mencontoh apa yang saya lakukan… Alhamdullillah,” imbuhnya lagi.
Di Indonesia Masters 2019, Babah, juga tidak menyalami wasit pun hakim garis wanita, karena bukan mahram.
Ia hanya menangkupkan kedua telapak tangan kepada mereka, sebagai pengganti bersalaman.
“Pertama kali yang saya lakukan adalah menggunakan leging, dan semua mengalir begitu saja,” jelas Babah.
Ia, mengaku mantap menggunakan leging di awal 2016 lalu, sepulangnya dari umrah.
“Saya lebih mantap dan memutuskan untuk memakai leging [untuk menutup] aurat, setelah melakukan umrah awal tahun 2016,” kata Babah.
Sedangkan untuk tidak berdiri saat minum, dan tak bersentuhan dengan lawan jenis, semua berjalan begitu saja.
Ketika ia tahu hal tersebut merupakan bagian dari ajaran Islam dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Babah, mengikutinya.
Tidak ada niat lain. Namun, setelah mengikuti sunnah, Babah, justru mengaku lebih tenang, terlebih saat sedang bertanding.
“Saya ikut pengajian di masjid dekat rumah. Selain itu, saya juga menambah pengetahuan dari membaca, baik dari buku-buku Islami, pun artikel Islami di internet.”