Oleh: Ibnu Aqil D. Ghani
Kemarin sore (Jumat 7/9-2018) pak Jokowi- Makruf (Koma) saya lihat di TV One deklarasi TimSes Nasional Pasangan Jokowi – Makruf Amin (Koma), yang ketuanya adalah Erick Thohir dan ketua Pengarahnya pak JK. Kemudian saya dengar di berbagai media TV dan medsos bahwa penunjukkan Erick Thohir tentu dengan maksud menarik pemilih Milenial.
Siapa itu pemilih Milenial? Orang merujuk pada mereka yang lahir tahun 1980an – awal 2000an. Artinya pemilih yang berusia 17 sampai 38 tahun. Mengapa disebut generasi Milenial, tak usahlah diperpanjang mas, cari sendiri jawabnya.
Lalu, apakah Erick Thohir termasuk generasi milenial? Dia lahir tgl 30 Mei 1970. Jadi usianya 48 tahun, masih muda tapi bukan Milenial. Lalu Sandi, lahir 28 Juni 1969′ terpaut kurang lebih setahun. Juga bukan generasi milenial.
Apakah keduanya berpengaruh terhadap pemilih Milenial? Jawabnya, ya. Karena keduanya masih muda, sukses dalam bisnis dan mendunia serta banyak dikenal oleh generasi milenial.
Tapi jika untuk memilih capres terhadap kedua pasangan maka Erick Thahir berbanding Sandiaga Uno adalah 1: 100. Artinya pengaruh Erick Thahir terhadap keterpilihan pasangan Koma (Jokowi-Ma’ruf) sangat kecil hanya 1% saja pemilih Milenial yang tertarik milih pasangan Koma karena ada Erik Thahir sebagai ketua timses, selebihnya para Milenial dipengaruhi Sandi. Mengapa?
Pertama, pemilihi milenial tahu yang mereka pilih adalah pasangan capres/wapres bukan timses. Sedangkan pasangan capres/wapres milenial hanya satu yaitu Pasangan yang ada Sandi disitu yaitu PAS atau PADI.
Kedua, meski sama sukses Dibanding Erick Thohir, Sandi levelnya di atas. Sandi cawapres, sedang Erick Thohir hanyalah Ketua timses capres saja. Ibarat orang walimah, Sandi adalah penganten sedangkan Erick Thohir hanyalah pengiring. Wallahua’lam.