Ngelmu.co – Istri almarhum Ameer Azzikra, yakni Nadzira Shafa (Zira), bercerita bahwa sebelum wafat, sang suami sempat menulis buku.
“Sebelum meninggal, sempat nulis buku dulu, isinya amalan-amalan Abi Arifin yang selalu beliau amalkan.”
“Seperti tahajud, salat Duha, dan menjaga wudu,” tutur Zira, seperti Ngelmu kutip dari Instagram Stories-nya, Rabu, 1 Desember 2021.
Ia mengunggah buku yang termaksud. Judulnya, ‘Tenggelam dalam Rahmat Allah’.
Pada kover buku terdapat keterangan ‘Amalan-amalan KH Muhammad Arifin Ilham’.
“Masa muda Bang Ameer, sungguh penuh dengan rahmat Allah,” ujar Zira.
Itu mengapa, meski berduka, ia tetap bahagia. “Abang sudah pergi ke pangkuan ilahi.”
“Aku adalah saksi atas kesalehanmu, suamiku. Allah sayang banget sama, Abang,” ucap Zira.
Lebih lanjut, ia memperlihatkan bagian belakang dari buku ‘Tenggelam dalam Rahmat Allah’.
Di sana tertera keterangan, bahwa buku itu berisi tujuh sunah harian almarhum KH Arifin Ilham, beserta fadilatnya.
“Dan tujuh surat pilihan, fadhilahnya, beserta pemaparannya yang selalu Abi ingatkan kepada kami, selaku putranya.”
Berikut keterangan yang tertera pada bagian belakang buku, selengkapnya:
Buku ini disusun oleh penulis secara sistematis, beserta pemaparan setiap surat, agar memudahkan pembaca saat memaknai fadhilah dari setiap amalan.
Buku ini kami khususkan untuk almarhum Abi tercinta, KH Muhammad Arifin Ilham, atas segala bentuk nasihat, pembelajaran, serta kebaikan yang diamanatkan kepada kami.
Penulis berharap, agar buku ini dapat menjadi tuntunan bagi masyarakat luas, dalam menjalankan amalan-amalan sunnah dengan berbagai fadhilah yang luar biasa.
Baca Juga:
- Ameer Azzikra Meninggal, Istri: Terima Kasih Sudah Meminangku
- “Allah Jaga Seorang Anak Adam dengan Kematian”
Zira yang mengaku masih bersedih, kemudian menyampaikan, “Cuma bukunya belum sempat ter-publish sama sekali.”
Namun, Zira yakin, “Abi Arifin pasti bangga banget sama, Abang.”
Sebelumnya, ia juga mengunggah foto-foto kebersamaannya dengan Ameer.
“Dari segala kehilangan yang telah kudapat, kamu adalah yang paling meninggalkan banyak jejak,” tulis Zira pada takarir.
“Sangat sulit untuk kurapikan, sehingga terus berputar, baik di benak dan pikiranku.”
“Kamu, bagian terbaik dalam hidupku, sekaligus rasa kehilangan tersulit.”
“Hidupku indah karenamu. Terima kasih, Muhammadku,” tutup Zira.