Tertawakan Banjir
Belum sebulan, cuitan Coki, kembali menuai kontroversi. Di tengah banjir yang melanda Jabodetabek–saat itu–ia justru memicu kemarahan warga.
Dianggap sudah keterlaluan, yang menegur Coki pun bukan hanya masyarakat biasa.
Namun, juga rekan sesama artis. Mulai dari penyanyi Anji, hingga sesama komika, Dzawin Nur.
“Cok, kayaknya jokes yang ini enggak banget deh. Ini jauh lebih berbahaya dari jokes babi,” tulis @duniamanji kala itu.
Sementara Dzawin, mengaku terluka, dan menyebut apa yang dilontarkan Coki, adalah hal yang sangat tak pantas.
“Jadi begini wahai sahabat, sepertinya kali ini kita bersebrangan lagi. Ini sengaja gua quote, selanjutnya gua bikin thread.”
“Comedy dari kita awal pelajari, rumus dasarnya tragedy + time = comedy. Kalau dielaborasi, bisa panjang.”
“Tapi intinya, time itu healing. Jadi sangat tidak bijak untuk bicara seperti ini sekarang, apalagi di tempat umum,” tegur @Dzawinur.
“Kan lu selalu bicara tentang toleransi dan open mind, dan sekarang dengan twit ini, lu justru membuat diri lu tidak open mind.”
“Musibah masih hangat, banyak orang tersakiti dengan twit ini, khususnya yang kena musibah,” sambung Dzawin.
Apa pun maksud dari cuitan Coki, menurut Dzawin, seharusnya tidak dibagikan secara luas, saat sebagian masyarakat sedang benar-benar berduka.
“Terlepas dari apa pun tujuannya, entah menyindir siapa, musibah sebagai objek komedi di saat hangat-hangatnya adalah kesalahan besar.”
“Seharusnya ini cuma konsumsi grup WhatsApp,” tegas Dzawin.
“Tadi sore gua dapat kabar, pesantren gua tenggelam, sedih, terus gua ingat twit lu ini, tangan gua gemeteran.”
“Poinnya, gua sebagai pelaku komedi saja enggak bisa terima dengan komedi ini, apalagi yang bukan,” sambungnya.
Bahkan, Dzawin juga menekankan, jika Coki berada di hadapannya saat berita duka itu datang, ia merasa tak bisa menahan diri.
“Kalau lu ada depan gua pas gua dapet kabar, mungkin gua enggak bisa tahan diri.”
“Mending twit lu dihapus, Cok, daripada semakin banyak yang tersakiti.”
“Open mind-lah, kayak yang selalu lu agungkan,” tegas Dzawin.
“Sesekali, mainlah ke lokasi bencana. Enggak perlu jauh berpikir untuk membantu yang kena musibah, sekadar membantu diri sendiri untuk membangun rasa empati,” pungkasnya.
Halaman selanjutnya >>>