Ngelmu.co – Kabar tak sedap keluar dari mulut Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (2/3). Ia menyatakan, dua orang warga negara Indonesia, positif terjangkit virus Corona (COVID-19). Menurutnya, kedua WNI itu, sempat terlibat kontak dengan warga negara Jepang, yang datang ke Indonesia.
Sementara warga Jepang tersebut, terdeteksi virus Corona, saat tiba di Malaysia, usai meninggalkan Indonesia.
“Orang jepang ke Indonesia bertamu siapa, ditelusuri, dan ketemu,” kata Jokowi, Senin (2/3).
“Ternyata orang yang terkena virus Corona, berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun, dan putrinya 31 tahun,” imbuhnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi: 2 Orang di Indonesia Positif Corona
Kenyataan yang disampaikan Jokowi hari ini, bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Kesehatan; Menko Polhukam; Mahfud MD, hingga Ketua Wantimpres, Wiranto, beberapa waktu belakangan.
Terawan yang memastikan Indonesia negatif virus Corona, mengatakan, “Kami berutang pada Tuhan. Ini karena doa kami. Kami tidak mengharapkan hal-hal seperti itu sampai ke Indonesia,” tuturnya, seperti dilansir Kompas, Rabu (18/2) lalu.
Mengutip CNN, meskipun Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, meragukan tak adanya kasus (COVID-19) di Indonesia, Terawan tetap tak ambil pusing.
“Ragu ya biasa saja. Nanggapin orang ragu ya pusing,” kata Terawan, saat ditemui di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Ahad (1/3) kemarin.
Ia menegaskan, semua orang yang sempat diduga mengidap Corona, sudah dinyatakan negatif, termasuk WNI yang baru saja dijemput dari luar negeri.
“Semua hasil PCR (Polimerase Chain Reaction)-nya itu negatif. Jadi saya menyatakan bahwa sampai detik ini, semua hasil pemeriksaan itu negatif,” imbuhnya.
Sebelumnya, Scott Morrison, menyatakan ragu dengan tidak adanya kasus virus Corona di Indonesia.
Ia menyampaikan hal tersebut, dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Australia, 3AW.
“Itu adalah negara yang sangat besar dan banyak pulau, akan sangat sulit untuk memberikan jaminan absolut tentang jumlah tersebut,” kata Morrison, seperti dilansir The Sydney Morning Herald, Jumat (28/2).
“Saya tidak bermaksud [tidak sopan]. Indonesia memiliki sistem kesehatan yang berbeda dengan Australia, dan kami memiliki kapasitas yang berbeda untuk memberikan jaminan tersebut,” lanjutnya.
Sekretaris Ditjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, pun menanggapi.
Ia menyarankan, pihak-pihak yang meragukan ketiadaan kasus virus Corona di Indonesia, untuk menanyakan langsung kepada WHO.
“Jangan mengukur menggunakan standar Australia. Indonesia bukan Australia, Australia bukan Indonesia,” kata Achmad.
Terawan juga sempat menyebut, pemerintah Indonesia, sudah siap menghadapi pandemi virus, termasuk (COVID-19) yang baru muncul. Kesiapan itu, sesuai standar WHO.
Dilansir Liputan 6, ia pun meminta, masyarakat percaya terhadap pemerintah dan tetap rasional menyikapi virus Corona.
“Kita sudah siap. Ada saja yang meremehkan kesiapan kita, siapa itu ya negara lain. Padahal kita sudah mengacu pada instrumen WHO,” kata Terawan, di Universitas Brawijaya Malang, Jumat (28/2).
Bergeser dari Kemenkes RI, Mahfud MD, pun menyampaikan hal senada, sebagaimana dilansir Kompas, Sabtu (29/2).
Bahkan ia meminta kepada masyarakat, untuk mengabaikan berbagai kabar yang menyebut sudah adanya kasus COVID-19, di Indonesia.
“Jangan percaya pada berita hoaks. Sampai hari ini Indonesia, termasuk yang masih zero. Zero dari virus Corona itu,” kata Mahfud, setelah Dialog Kebangsaan dan Launching Buku Ulama dan Negara Bangsa, di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
“Coba kalau ada, di mana itu ada virus Corona? Itu ‘kan cuma orang mau bikin isu. Saya tidak tahu kalau besok lusa, tapi sampai hari ini tidak ada,” sambungnya.
Menurut Mahfud, jika Corona sudah masuk ke Indonesia, setidaknya sudah muncul korban dengan ciri-ciri khusus.
“Wong cirinya ‘kan jelas, didahului dengan panas, sesak napas, ininya (hidungnya) meleleh-leleh karena virus. Ini tidak ada orang yang penyakitnya seperti itu. Enggak ada,” tegasnya.
“Enggak ada (yang menyembunyikan), siapa yang bilang. Media sosial itu ndak bisa dipercaya,” lanjut Mahfud.
Begitupun dengan Wiranto, saat mengumpulkan sejumlah pihak untuk membahas perkembangan virus Corona (COVID-19).
Pertemuan itu membahas Indonesia, yang masih aman dari Corona, hingga cara memitigasi diri dari penyebarannya.
“Hari ini kami mengundang para tokoh, mempunyai kompetensi terhadap virus Corona. Dari Kemenkes, perwakilan WHO, lembaga penelitian molekuler Eijkman, yang juga sangat interest terhadap meneliti dari virus Corona ini,” ujarnya, usai pertemuan tertutup di kantor Wantimpres, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (17/2) lalu.
Wiranto mengungkapkan, ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan itu. Di antaranya, pernyataan dari sejumlah pihak yang meragukan Indonesia, negatif virus Corona.
“Kita paham bahwa ada pernyataan dari pejabat terkait masalah ini, bahwa dari hasil pemeriksaan spesimen, dari perlengkapan atau kit kita yang sudah begitu canggih, kita dapat menyampaikan bahwa di Indonesia, saat ini belum ada kasus Corona yang dilaporkan,” kata Wiranto.
“Tentu ini bukan asal bicara, tapi merupakan hasil usaha yang maksimal, hasil penelitian yang maksimal, suatu usaha yang maksimal dari pihak terkait, bagaimana kita memitigasi Corona di Indonesia,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, Wiranto menyebut, masih banyaknya tugas pemerintah dalam menghadapi virus Corona. Maka ia meminta masyarakat untuk senantiasa waspada.
“Tadi juga disampaikan bagaimana cara kita menyampaikan ke masyarakat, untuk secara individual maupun kelompok, menghindari kemungkinan terinfeksi virus itu. Apakah kita menata kehidupan yang lebih sehat, cara kita untuk memakai alat yang bisa mencegah terinfeksi virus tersebut, itu nanti tentunya akan dijelaskan oleh Kementerian Kesehatan,” jelas Wiranto.
“Apa pun yang terjadi, tentu kita mempunyai semangat yang sama. Mudah-mudahan Indonesia benar-benar terjaga atau tidak terinfeksi, atau virus itu tidak menginfeksi masyarakat kita,” pungkasnya.
Dalam pertemuan itu, nampak hadir Senior Advisor WHO South East Asia Regional Office; Tjandra Yoga Aditama, WHO Representative Indonesia; N Paranietharan, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan; Anung Sugihantono, dan peneliti Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Herawati Sudoyo.
Baca Juga: 2 Orang Indonesia Positif Corona Tertular di Depok
Terlepas dari semua itu, publik menyayangkan sikap Menkes Terawan, yang sempat membantah pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Anies, menyatakan adanya ratusan orang dalam pemantauan serta pengawasan, terkait wabah Corona.
“Jadi kurang tepat pernyataan itu, karena semua analisis Polymerase Chain Reaction (PCR) menunjukkan hasil negatif (terinfeksi COVID-19). Kalau negatif artinya apa? Memang tidak ada,” bantah Terawan, seperti dilansir Republika, Senin (2/3).
Ia menegaskan, semua pemeriksaan spesimen orang yang terduga terinfeksi virus ini menunjukkan hasil negatif.
Termasuk 188 WNI Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Maka ia membantah, adanya pemantauan serta pengawasan, karena hasilnya jelas-jelas negatif.
“Kami melakukan pemeriksaan PCR genom yang paling detil dan teliti. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes juga menjelaskan teknisnya,” kata Terawan.
Riski Afrialam: Wes Pak, atasanmu sendiri (Presiden Jokowi) sudah konfirmasi Corona sudah masuk Indonesia.
Nutri: Hey @KemenkesRI @mohmahfudmd @PolhukamRI, jangan main bantah terus. Pengawasan=suspect. Lebih baik mawas daripada lengah. Nih sudah ada positif.
Sebelumnya, Anies menyatakan, selama sebulan terakhir, ada 115 orang dalam pemantauan, dan 32 pasien dalam pengawasan, di DKI Jakarta.
Mereka yang dipantau, mengikuti kriteria yang ditetapkan oleh Kemenkes.
“Sampai saat ini, selama satu bulan lebih, di DKI ada 115 orang yang dalam pemantauan, dan ada 32 orang pasien dalam pengawasan,” kata Anies.
“Ini semua mengikuti kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan,” imbuhnya, di Jakarta, Ahad (1/3).
Menyikapi perkembangan Corona, Anies juga telah menerbitkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 16 Tahun 2020, sebagai bentuk kewaspadaan.
“Kita sudah menyiapkan, sudah mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2020 untuk menyikapi perkembangan coronavirus yang terjadi di luar Indonesia,” tuturnya.
“COVID-19 ini sesuatu yang harus kita antisipasi secara serius,” pungkas Anies.
Diinformasikan, dua WNI positif terjangkit virus Corona, tertular di daerah rumahnya, yang berada di kota Depok, Jawa Barat.
Keduanya yang kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, tertular dari warga negara Jepang yang berkunjung ke Depok.
Belum ada penjelasan soal lokasi detail rumah kedua orang tersebut, tetapi dipastikan ibu dan anak itu, sudah dirawat di rumah sakit.
Kasus ini menjadi yang pertama di Indonesia, sebab sebelumnya, pemerintah menegaskan Indonesia negatif Corona.
Ibu dan anak itu diketahui positif virus Corona, usai dilakukan pelacakan terhadap pergerakan warga Jepang yang menularkan COVID-19.
“Begitu ada informasi bahwa orang Jepang yang ke Indonesia, kemudian tinggal di Malaysia, dan di-cek di sana positif Corona, tim dari Indonesia langsung telusuri,” kata Jokowi.
“Bertamu ke siapa, bertemu siapa, ditelusuri, dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus Corona, berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun, dan putrinya 31 tahun,” pungkasnya.