Ngelmu.co – Pemerintah kota Madrid, Spanyol, memutuskan berhenti menggunakan alat rapid tes untuk virus Corona (COVID-19), yang diproduksi oleh perusahaan Cina. Keputusan ini diambil, setelah penelitian menunjukkan akurasi hasil kerja alat tersebut rendah, yakni sekitar 30 persen.
Tingkat Akurasi Kurang dari 30%
Sebagaimana dilansir media Spanyol, El Pais, Jumat (27/3) kemarin, berdasarkan penelitian Badan Spanish Society of Infectious Diseases and Clinical Microbiologi atau SEIMC.
Salah satu lembaga riset terkemuka di Spanyol itu, melalui situs resminya membeberkan, hasil tes cairan hidung yang didapat menggunakan alat produksi Shenzhen Bioeasy Biotechnology, tingkat akurasinya kurang dari 30 persen, dari yang semestinya mencapai 80 persen.
Maka setelah Madrid memutuskan berhenti menggunakan tes kit perusahaan Cina itu, Kementerian Kesehatan Spanyol, pun meminta Shenzhen Bioeasy mengganti pasokan yang sudah masuk.
Sebelumnya, pemerintah Spanyol telah memesan 340 ribu rapid tes Corona dari Bioeasy. Dengan catatan, hasil rapid tes Corona, memiliki akurasi 80 persen.
Berbahaya Jika Digunakan dalam Skala Besar
Hal yang sama juga disampaikan oleh Profesor Leo Poon Lit-man dari fakultas kedokteran Universitas Hong Kong.
Ia menyatakan, jenis tes Corona produksi Bioeasy, yakni dengan menyeka hidung pasien, tidak akurat. Sehingga Leo Poon menilai, klaim hasil akurat 80 persen, dapat membingungkan.
“Akan berbahaya jika digunakan dalam skala besar, karena pasien yang seharusnya positif, mungkin tidak terdeteksi,” jelasnya yang turut membantu merancang protokal pengujian COVID-19.
Di sisi lain, Kedutaan Cina untuk Spanyol mengatakan, tes Corona produksi Bioeasy, memang belum mendapat persetujuan dari Lembaga Administrasi Produk Kedokteran Nasional Cina, dan tidak terdaftar dalam pasokan pemerintah Cina ke Spanyol.
“Menteri Perdagangan Cina mengajukan daftar pemasok yang mendapat persetujuan ke Spanyol, Shenzhen Bioeasy Biotechnology tidak termasuk,” demikian pernyataan Kedutaan Cina.
Baca Juga: Jubir BNPB soal 40 Ribu APD untuk Jakarta Dikirim dari Cina Tapi Made in Indonesia, “Jangan Heran”
Pesanan tes Corona termasuk masker wajah dan alat bantu pernapasan [ventilator], menurut Kedutaan Cina, belum dikirim ke Spanyol.
Klaim dari Pihak Shenzhen Bioeasy Biotechnology
Sedangkan Spanyol, dikabarkan mengeluarkan anggaran sebesar 432 juta euro, untuk pemesanan peralatan medis ke Cina, termasuk 550 juta masker wajah, 5.5 juta tes Corona, dan 950 ventilator.
Di situs resminya, Shenzhen Bioeasy Biotechnology, menjelaskan jika perusahaannya fokus memproduksi makanan aman dan tes kedokteran.
Perusahaan tersebut, memang terlihat mempromosikan alat tes COVID-19, sejak satu bulan yang lalu.
Bahkan surat kabar lokal di Shenzhen, Baoan Daily, melaporkan jika tes Corona buatan Bioeasy itu, diklaim mampu mengeluarkan hasil dalam 15 menit.
Caranya dengan mengambil sampel darah dari jari, berbeda dengan tes Corona Spanyol, yang sampelnya diambil dengan menyeka cairan hidung.
Perusahaan Cina itu, juga mengklaim tingkat akurasi produknya mencapai 83 persen untuk hasil positif, dan 92 persen untuk hasil negatif.