Ngelmu.co – “Siapa yang diam di rumah saat terjadi wabah, maka dia mendapat pahala seperti orang yang mati syahid.”
من جلس في بيته في وقت وقوع الطاعون فله أجر الشهيد وإن لم يمت
___
عن عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها قالت : سألتُ رسولَ اللهِ ﷺ عن الطاعونِ ، فأخبَرَني رسولُ اللهِ ﷺ: أنَّه كان عَذابًا يَبعَثُه اللهُ على مَن يَشاءُ، فجعَلَه رَحمةً للمُؤمِنينَ، فليس مِن رَجُلٍ يَقَعَ الطاعونُ فيَمكُثُ في بَيتِه صابرًا مُحتَسِبًا يَعلَمُ أنَّه لا يُصيبُه إلّا ما كَتَبَ اللهُ له إلّا كان له مِثلُ أجْرِ الشَّهيدِ.
إسناده صحيح على شرط البخاري • أخرجه البخاري (٣٤٧٤)، والنسائي في «السنن الكبرى» (٧٥٢٧)، وأحمد (٢٦١٣٩) واللفظ له.
……………………
قال ابن حجر : “اقتضى منطوق الحديث أن من اتصف بالصفات المذكورة يحصل له أجر الشهيد وإن لم يمت “
[فتح الباري (194/10)]
Dari Aisyah Ummul Mukminin ra, beliau berkata:
“Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tentang tha’un (wabah penyakit).
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, memberitahukan kepadaku bahwa wabah itu adalah siksa yang dikirim Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang beriman.
Siapa yang menghadapi wabah lalu dia bersabar dengan tinggal di dalam rumahnya seraya bersabar dan ikhlas, sedangkan dia mengetahui tidak akan menimpanya kecuali apa yang telah ditetapkan Allah kepadanya, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mati syahid.”
Sanad hadits ini shahih, berdasarkan syarat Imam Bukhari, diriwayatkan oleh Bukhari (3474), an-Nasa’i di dalam as-Sunan al-Kubra (7527) dan Ahmad (26139), lafadz hadits ini riwayat Ahmad.
Ibnu Hajar berkata: hadis di atas mengisyaratkan bahwa apabila terjadi kondisi seperti di atas, maka siapa saja yang bersabar dan berdiam diri di rumahnya, mendapatkan pahala syahid walau ia tidak wafat (Fathul bari juz 10 hal 194).
Oleh: Ustaz Aunur Rafiq Saleh
Baca Juga: Belajar dari Semut