Ngelmu.co – Berpidato melalui sambungan konferensi video, pada sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-75, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan lantang mengecam penindasan Israel terhadap Palestina.
Mendengar pernyataan Erdogan, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, pun memilih untuk meninggalkan ruangan.
Dalam pidatonya, Erdogan, membicarakan soal kebijakan penindasan, kekerasan, dan intimidasi yang Israel, lakukan pada Palestina.
“Rakyat Palestina, telah menentang kebijakan penindasan, kekerasan, dan intimidasi Israel, selama lebih dari setengah abad,” tuturnya, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (23/9).
Lebih lanjut, Erdogan, juga menyoroti kebijakan Israel di Yerusalem.
“Tangan kotor yang mencapai privasi Yerusalem, tempat-tempat suci tiga agama besar hidup berdampingan, terus meningkatkan kelancangannya,” ujarnya.
Baca Juga: Bela Palestina, Maroko Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel
Begitupun dengan rencana perdamaian Timur Tengah, termasuk untuk konflik Israel-Palestina, yang disusun pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Erdogan, menegaskan, Turki tidak akan mendukung rencana apa pun yang ditolak oleh rakyat Palestina.
“Partisipasi beberapa negara di kawasan ini, dalam permainan ini, tidak berarti apa-apa, selain melayani upaya Israel, untuk mengikis parameter dasar internasional,” kritiknya.
“Negara-negara itu, telah menyatakan niat mereka untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem, yang melanggar resolusi PBB, dan hukum internasional,” sambung Erdogan.
“Hanya akan membuat konflik semakin rumit, dengan tindakan mereka,” lanjutnya lagi.
Erdogan, pun menekankan, jika konflik hanya bisa diselesaikan dengan pembentukan negara Palestina.
Merdeka dan berdaulat. Sekaligus menjadikan Yerusalem Timur, sebagai ibu kota.
“Mencari solusi selain ini, sia-sia, sepihak, dan tidak adil,” tegas Erdogan.