Ngelmu.co – Lewat cuitannya di media sosial Twitter, Juru Bicara (Jubir) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi, menyinggung Lutfi Alfiandi, sebagai pengangguran yang menyamar mengenakan seragam SMA, saat demo pelajar di Gedung DPR, September lalu.
Ia menjabarkan dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum, dalam sidang, Kamis (12/12).
“Luthfi Alfiandi (20 th) terdakwa kerusuhan aksi pelajar di DPR, bukanlah seorang pelajar.
Terdakwa adalah seorang pengangguran yang menyamar mengenakan pakaian SMA dengan kemeja putih dan celana abu-abu,” tulis @Uki23, seperti dikutip Ngelmu, Sabtu (14/12) lalu.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika tidak semua orang yang berada di sebuah institusi itu jahat, sama halnya dengan orang yang berada di dalam kerumunan, tak semuanya baik.
“Yang terpenting jangan ikut-ikutan mem-pahlawan-kan orang yang salah, yang demi agenda pribadinya menipu orang lain dan menunggang gerakan orang lain,” lanjut Uki.
Namun, pernyataannya soal Lutfi, pemuda yang membawa bendera Merah Putih itu, justru mendapat kritikan dari netizen.
Para pengguna media sosial tersebut, menyayangkan pandangan Uki, soal ‘pengangguran menyamar mengenakan seragam’ sekolah.
Bhagavad: Sejujurnya belakangan ini gua lebih takut sama kelakuan orang yang pake seragam PSI daripada seragam STM.
Rizal Ali: “Padahal, dulu ada bapak-bapak insitusi juga yang nyamar buat grup anak STM, terus ada buzzer yang nyebarin.
Tapi tuh partai sekarang masih diem aje, gak se-bacot ke Lutfi *gak mau sebut deng institusi mana :P”
Afril Mifda Faridz: “Kayaknya gak ada masalah dah mau orang pake baju apa aja pas demo, malah ada yang nyamar jadi pocong buat manifestasi-in, kalau hukum indo yang mati.
Bawa kebo pas demo Surabaya, karena dikenal lambat, dan lain-lain. Fokusnya ke pendapat yang disampein, bukan baju yang dipake.”
Angger Bayu Wibisono: Terus salahnya dia apa, Mas? Kalau polisi yang mukul-mukul itu gak jadi terdakwa, benarnya di mana, Mas?
Fadhil Abdillah: Yang polisi nyamar jadi anak STM di WhatsApp grup gimana? Kagak ada kabarnya tuh. PSI gak protes tuh.
Faiza Mardzoeki: “SHAME YOU Partai Solidaritas Indonesia! Jangan pilih nih partai yang pura-pura berbeda. Pemilu kemarin suara saya berikan untuk caleg PSI di Jogja.
Ini menjadi catatatan saya, TIDAK PERNAH PERCAYA DENGAN PSI. UNTUK isu-isu yang basic dan prinsipal ternyata kacau.”
Zinovy: “Berani bicara pengangguran yang menyamar, kok gak berani bicara tentang aparatur negara yang buat WhatsApp chat scenario.
Untuk mendiskreditkan solidaritas pelajar sekolah menengah, kejuruan, maupun teknik yang seolah-olah mereka ikut demonstrasi karena dibayar?”
Mayedhaa: “Saya juga pengangguran. Kenapa kamu mendiskreditkan pengangguran? Kami juga punya aspirasi politik.
Pengangguran bukan berarti kami gak punya ilmu dan sikap, yang lebih penting di-angkat adalah apa rasionalitas Lutfi untuk ikut demo?
Bagaimana sikap politiknya? Bukan sekadar penyamarannya.”
Baca Juga: Gugatan Ditolak, Pupus Harapan Faldo-Tsamara Maju di Pilkada 2020
Sampai hari ini, cuitan Uki masih belum selesai diperdebatkan. Pernyataan Jubir PSI itu masih terus jadi kontroversi, seperti yang terlihat lewat tagar #BalesDongUki23 dan #TsamaraBantuDongUki23.
Sementara diberitakan, Jaksa mendakwa Lutfi Alfiandi alias Dede, telah melakukan perbuatan melawan polisi saat demo pelajar di sekitar Gedung DPR, (30/9/2019) lalu.
Ia disebut berniat membuat keonaran saat demo, dengan menyamar sebagai siswa.
“Karena niat terdakwa hanya untuk membuat keonaran atau kerusuhan di demo tersebut, terdakwa langsung menyamar menggunakan pakaian atau seragam sekolah terdakwa yang terdahulu yaitu baju putih dan celana abu-abu,” kata jaksa Andri Saputra, saat membacakan dakwaan, di PN Jakpus, Kamis (12/12).
Lutfi pun didakwa pasal berlapis, yakni Pasal 212 KUHP juncto Pasal 214 KUHP atau Pasal 170 ayat 1 KUHP atau Pasal 218 KUHP.